nongkingopi.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi yang mencemaskan mengenai kenaikan suhu global.
Menurut BMKG, jika penggunaan bahan bakar fosil tidak ditekan dan reboisasi lahan hutan gundul tidak dilaksanakan, suhu global diperkirakan akan meningkat hingga mencapai 3,5 derajat Celsius pada tahun 2100.
Kepala BMKG, , menyampaikan peringatan ini saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor DPR-RI pada tanggal 8 Juni.
BACA JUGA : Gempa Bumi Terkini di Tanggamus Lampung, 8 Juni 2023
Dalam riset yang dilakukan oleh tim peneliti BMKG, beberapa temuan mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia telah diungkapkan.
Salah satu temuan tersebut adalah mengenai kondisi es di puncak , Papua, yang diperkirakan akan habis pada tahun 2025. Hal ini berpotensi mempengaruhi tata air di wilayah Papua dan menimbulkan konsekuensi serius.
BACA JUGA : Penyanyi Dangdut Difarina Indra Selamat dari Kecelakaan di Tol Jombang
BMKG telah melakukan riset yang menunjukkan bahwa es di puncak gunung Jaya Wijaya, Papua, diperkirakan akan habis pada tahun 2025.
Kehilangan es ini akan berdampak pada tata air di wilayah Papua dan dapat menyebabkan konsekuensi yang serius bagi ekosistem dan masyarakat setempat.
Baca Juga: Mantan Kabag Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Asep Adi Saputra, Meninggal Dunia
Salah satu dampak perubahan iklim yang sudah terasa di Indonesia adalah tingginya suhu udara di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa suhu udara di kota tersebut tergolong tinggi. Fenomena panas yang berkepanjangan dapat memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.
BACA JUGA : PDIP Gelar Rakernas III pada 8 Juni dengan Kehadiran Megawati dan Presiden Jokowi
Dalam upaya menghadapi fenomena suhu panas yang semakin meningkat, BMKG telah mengalokasikan dana untuk pengadaan peralatan deteksi suhu panas.
Namun, pengalokasian dana ini masih harus dipertimbangkan dengan hati-hati mengingat keterbatasan anggaran yang telah disahkan untuk tahun 2023.
Baca Juga: Caitlin Halderman Blak-blakan Bicara Tentang Perceraian Desta dalam Acara Tonight Show
Pertanyaan mengenai penggunaan anggaran APBN untuk pengadaan peralatan deteksi suhu panas diungkapkan oleh Anggota Komisi V DPR RI, Sigit Sosiatmo.
Ia meragukan apakah anggaran yang dialokasikan untuk BMKG digunakan secara efektif untuk membeli peralatan deteksi suhu panas.
Dwikorita menjelaskan bahwa meskipun telah ada alokasi dana, pemilihan peralatan harus dipertimbangkan dengan memperhatikan anggaran yang tersedia.
BMKG sangat mendukung upaya monitoring dan mitigasi dampak perubahan iklim, namun keterbatasan anggaran menjadi faktor yang harus diperhitungkan dalam pengadaan peralatan baru.