nongkingopi.com – Indeks persepsi korupsi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, turun dari 38 menjadi 34 pada tahun 2022. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran tentang prevalensi korupsi di dalam negeri.
Jika dibandingkan dengan masa awal , di mana indeks persepsi korupsi hanya mencapai 20, terlihat jelas bahwa korupsi telah menjadi masalah yang semakin mendesak dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun terkadang terdapat peningkatan sementara, penurunan tiba-tiba dalam indeks persepsi korupsi ini menjadi penyebab kekhawatiran.
BACA JUGA : Penemuan Brankas Narkoba Mencengangkan di Dalam Kampus UNM
Dalam mengakui memburuknya situasi korupsi, mengungkapkan pengakuan yang mencolok.
Ia menunjukkan bahwa praktik korupsi semakin menjadi-jadi dan mengisyaratkan bahwa transaksi yang melibatkan (DPR) dan (MA) turut berperan dalam masalah ini.
Untuk mengatasi keprihatinan yang semakin meningkat ini, Mahfud MD mengambil inisiatif untuk mengundang lembaga-lembaga internasional terkemuka, seperti Partnership dan LSM, untuk menyelidiki dan membongkar konflik kepentingan di posisi politik serta transaksi tersembunyi yang terjadi.
BACA JUGA : AS Mengucilkan Indonesia, Luhut: Indonesia Menentukan Takdirnya Sendiri
Komunitas internasional terkejut melihat sejauh mana tingkat korupsi di Indonesia. Orang-orang dari berbagai negara yang pernah melakukan transaksi dengan Indonesia, terutama mereka yang memiliki hubungan dengan DPR, mengungkapkan keheranan mereka terhadap konflik kepentingan yang meluas di antara anggota DPR yang pada saat bersamaan juga menggunakan jasa konsultan hukum.
Konsultan-konsultan ini sering memberikan bantuan ketika masalah-masalah muncul, termasuk dalam kasus-kasus korupsi. Observasi dari komunitas internasional ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap situasi di Indonesia.
BACA JUGA : Insiden Mematikan!! Pria Rusia Dimakan Hiu & Tewas saat Berenang di Laut
Salah satu temuan yang mengkhawatirkan dari investigasi terhadap korupsi di Indonesia adalah adanya kolusi dan penangkapan hakim.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa korupsi telah merasuki berbagai tingkatan pemerintahan dan birokrasi.
Adanya hubungan kolusi antara individu-individu yang menduduki posisi berpengaruh dan sistem peradilan menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas dan keadilan dalam proses hukum.
Penangkapan dan penuntutan hakim yang terlibat menunjukkan adanya upaya untuk melawan korupsi dan mengembalikan kepercayaan publik.