Putin Dikhianati Wagner Group
– Sebuah insiden menarik terjadi ketika 25.000 pasukan dari Wagner Group secara tiba-tiba meninggalkan Ukraina dan kembali ke Rusia.
Dalam perjalanan pulang menuju Moskow, mereka membawa emosi yang tinggi dan senjata lengkap, memicu spekulasi tentang rencana serangan terhadap ibu kota Rusia.
Dalam siaran resminya, Pringgozin, seorang tokoh militer, melontarkan kritik terhadap petinggi militer dan Kementerian Pertahanan Rusia.
Dia menganggap mereka tidak kompeten dan kekurangan kepemimpinan, dengan menyebut kurangnya kemampuan militer dan kepemimpinan perang.
Ini mencerminkan ketidakpuasan yang dirasakan oleh Wagner Group dan kemungkinan dorongan mereka untuk bertindak.
Selama konflik di Ukraina, pasukan Wagner Group mengalami kekurangan amunisi yang berdampak negatif pada moral tentara mereka.
Bahkan pada bulan Mei, ketika terlibat dalam pertempuran sengit di wilayah Bachmut, sekitar 70% pasukan mereka kehabisan amunisi.
Keadaan ini memperburuk situasi, sementara tentara Rusia sendiri terlibat dalam perilaku tidak pantas dan komandan lapangan mabuk-mabukan.
Ketegangan antara Wagner Group dan tentara Rusia semakin meningkat ketika pasukan Rusia secara tidak sengaja menyerang markas Wagner Group, menyebabkan korban jiwa.
Meskipun disebut sebagai kesalahan sasaran, Wagner Group ragu akan tujuan sebenarnya dari serangan tersebut.
Hal ini mencerminkan kurangnya kepercayaan antara kedua pihak dan memperburuk situasi yang sudah tegang.
BACA JUGA : Peneliti Temukan Jejak Penafsiran Isa Bugis di Pondok Pesantren Al Zaytun dalam Kajiannya tentang Terorisme
Wagner Group menuntut pemenuhan persediaan amunisi, perpanjangan kontrak militer, dan peningkatan pangkat di dalam struktur militer Rusia.
Kementerian Pertahanan Menolak Permintaan Mereka, Memicu Rasa Sakit Hati dan Ancaman Serangan mereka terhadap Moskow.
Wagner Group berusaha memaksa pihak berwenang memberikan amunisi dan mengadakan kontrak militer baru dengan syarat yang lebih menguntungkan bagi mereka.
Sebulan sebelum kejadian ini, Kongres Amerika membahas kemungkinan serangan terhadap Moskow. Kontak rahasia antara petinggi parlemen dan pejabat militer Amerika mengindikasikan adanya dukungan terhadap serangan tersebut.
Amerika berharap bahwa keberhasilan Wagner Group dalam menaklukkan Moskow akan menciptakan prestasi yang signifikan bagi mereka dan menggantikan pemerintahan Rusia yang ada saat itu.
Meskipun Amerika berusaha memanfaatkan situasi ini, mereka tampaknya lupa bahwa Putin memiliki latar belakang sebagai mantan anggota KGB dan FSB Rusia.
Dia memiliki hubungan yang kuat dengan Wagner Group dan pemilik restoran di St. Petersburg. Sandiwara politik yang terjadi berhasil membuat Amerika terkecoh dalam waktu kurang dari 24 jam setelah telepon dari Presiden Belarusia kepada Putin.
Setelah panggilan tersebut, Wagner Group meninggalkan wilayah selatan Rusia dan pulang ke Belarus.
Namun, insiden ini telah menciptakan keadaan yang memungkinkan terjadinya pergantian kekuasaan dalam struktur militer Rusia dalam waktu dekat.
Wagner Group mungkin telah menjadi katalisator perubahan ini, dengan mengekspos kelemahan dan kekurangan kepemimpinan militer Rusia.