Viral

Terungkap! Bahan Bakar Air Nikuba yang Viral. BRIN Memanggil Semua untuk Melakukan Penyempurnaan!

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengunjungi Gedung Genomik di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, pada Rabu, 5 Juli 2023.

Bahan Bakar Air Nikuba

– Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengunjungi Gedung Genomik di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, pada Rabu, 5 Juli 2023.

Ia menyampaikan minat BRIN terhadap sebuah inovasi yang menjadi viral sejak tahun lalu, yaitu Nikuba atau Niku Banyu.

Handoko mengungkapkan bahwa BRIN telah mengirim tim untuk mengevaluasi teknologi tersebut dan menyimpulkan bahwa perlu dilakukan penelitian lanjutan.

Tri Handoko menjelaskan bahwa BRIN telah menyediakan semua fasilitas yang diperlukan untuk mendukung komunitas riset di Indonesia.

Ia menekankan bahwa pihak kampus, komunitas, serta individu dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Handoko mengajak riset untuk buktikan efektivitas Nikuba dan BRIN siap berkolaborasi dalam penyempurnaan teknologi.

BACA JUGA : Biaya Terbaru QRIS yang Tidak Lagi Gratis, BI Menegaskan Pembeli Tidak Boleh Dikenakan Biaya

Nikuba adalah inovasi yang diklaim dapat menggunakan bahan bakar air, yaitu hidrogen, untuk menggerakkan mesin motor.

Berdasarkan penjelasan akun Twitter @nikubahidrogen pada tanggal 4 Mei 2022, Nikuba telah dicoba pada motor Babinsa Kodam III Siliwangi dan terbukti dapat berjalan efisien dengan bahan bakar hidrogen.

Konversi energi air ini diklaim mampu membuat motor menempuh jarak 45 hingga 50 kilometer hanya dengan satu tetes air, atau bahkan menempuh perjalanan Cirebon-Semarang pergi-pulang hanya dengan satu liter air.

Nikuba bekerja dengan memisahkan hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam air melalui proses elektrolisis.

Hidrogen yang dihasilkan dialirkan ke ruang pembakaran motor sebagai bahan bakar, sedangkan oksigen dielektrolisis menjadi hidrogen dan juga dialirkan ke ruang pembakaran.

Penting untuk dicatat bahwa air yang digunakan dalam Nikuba harus bebas dari logam berat. Meskipun proses elektrolisis air bukan hal baru, penelitian untuk menciptakan alat yang efisien dalam memecah molekul air masih menjadi tantangan.

Air dianggap stabil di muka bumi, sehingga diperlukan energi yang cukup besar untuk memecah molekul air.

Beberapa peneliti telah mencoba menggunakan campuran Kalium Hydroksida (KOH) dalam air untuk mempercepat dan memperoleh lebih banyak gas HHO.

Riset Serupa dan Potensi Pengembangan Nikuba

Ada beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti Indonesia untuk mencari sumber energi alternatif menggunakan air.

Dr. Hamidah dan Profesor Wawang dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr. Iman KR dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Dr. Eddy Sudrajat dan tim dari Universitas Nasional (Unas) telah menguji alat-alat sejenis untuk memperoleh hasil yang lebih efektif.

Pengembangan Nikuba sendiri direncanakan akan diproduksi dalam jumlah 10 ribu unit, dengan harga sekitar Rp 6 juta per unit.

Riset dan pengembangan Nikuba telah melalui tahap uji selama 5 tahun dan siap untuk produksi massal. Tahap awal nikuba untuk kendaraan roda dua dan roda tiga, namun nantinya akan diperluas ke kendaraan lain.

Related Posts

1 of 35