Life StyleViral

Mengkhawatirkan! Bahaya Anak Meniru ‘Skibidi Toilet’ Tanpa Pengawasan di Media Sosial

Salah satu tren terbaru yang menimbulkan kekhawatiran adalah "Skibidi Toilet," di mana beberapa pengguna TikTok yang masing berusia anak-anak meniru gerakan dari video animasi populer ini.

– Sebagai salah satu platform media sosial yang populer di kalangan anak-anak, TikTok dan Youtube telah menjadi tempat di mana tren dan tantangan viral merebak dengan cepat.

Namun, sayangnya, tak semua tren viral ini memberikan dampak positif pada anak-anak. Salah satu tren terbaru yang menimbulkan kekhawatiran adalah “Skibidi Toilet,” di mana beberapa pengguna TikTok yang masing berusia anak-anak meniru gerakan dari video animasi populer ini.

Mengenal “Skibidi Toilet”

“Skibidi Toilet” merupakan video animasi unik yang menampilkan kepala dengan mata melotot muncul dari dalam lubang toilet.

Video ini diiringi dengan lagu dan suara yang aneh, di mana kepala tersebut berjoget, memanjang, bahkan berputar hingga 180 derajat.

Konten video ini telah menjadi viral dan populer sejak debutnya pada bulan Februari 2023 melalui akun “DaFuq!?Boom!”.

“Sindrom Skibidi Toilet” Menyebar di Kalangan Anak-Anak

Tren “Skibidi Toilet” pun cepat menyebar di kalangan anak-anak, dengan banyak dari mereka menirukan gerakan dan adegan dari video animasi tersebut.

Dalam beberapa video, anak-anak bahkan masuk ke dalam wadah seperti tempat sampah, tong, dan kardus, menirukan adegan dari “Skibidi Toilet”.

Fenomena ini telah mencuri perhatian pengguna TikTok lainnya dan disebut sebagai “Sindrom Skibidi Toilet”.

Dampak Bahaya dari “Skibidi Toilet” Tanpa Pengawasan

Psikolog Klinis Personal Growth, Shierlen Octavia, menyoroti bahwa tayangan “Skibidi Toilet” sebenarnya tidak pantas untuk ditonton oleh anak-anak.

Video tersebut menampilkan animasi dan alur cerita yang tidak masuk akal, aneh, dan seringkali berisi adegan kekerasan di beberapa episodenya.

Dampak bahaya dari menonton dan meniru perilaku yang tidak sesuai usia adalah anak-anak mungkin akan meniru tindakan yang aneh, menyimpang, dan tidak sesuai norma.

BACA JUGA : Stoikisme: Seni Menerima Nasib dan Menguasai Diri dalam Kehidupan Modern

Anak-anak yang belum matang secara kognitif dan emosional sulit untuk menilai dan memahami dengan bijaksana apa yang mereka lihat.

Selain itu, paparan terhadap konten yang tidak pantas juga dapat meningkatkan rasa cemas dan ketakutan berlebihan pada anak-anak, menghambat perkembangan mental dan emosional mereka.

Pentingnya Peran Orangtua dalam Mengawasi Konten dan Media Sosial

Pentingnya peran orangtua dalam mengawasi konten dan media sosial yang dikonsumsi anak-anak tidak bisa diabaikan. Mengawasi penggunaan media sosial anak-anak memerlukan keterlibatan dan kesadaran dari orangtua. Beberapa tips bagi orangtua dalam mengawasi konten dan media sosial anak-anak meliputi:

1.Komunikasi Terbuka

    Orangtua harus membuka komunikasi yang terbuka dengan anak-anak mengenai penggunaan media sosial dan internet. Ajak mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka secara online, termasuk hal-hal yang mereka temui atau rasakan.

    2.Tentukan Batasan Usia

    Pastikan anak-anak hanya mengakses platform media sosial yang sesuai dengan usia mereka. Banyak platform memiliki batasan usia untuk alasan keamanan dan privasi.

    BACA JUGA : Bagaimana jika kita hidup abadi? Memahami Potensi dan Konsekuensi Kehidupan Abadi

    3. Atur Waktu Layar

    Tetapkan batasan waktu yang wajar untuk penggunaan media sosial. Pastikan anak-anak menghabiskan waktu yang cukup untuk beraktivitas fisik dan sosial di dunia nyata.

    4. Kenali Platform Media Sosial

    Sebagai orangtua, luangkan waktu untuk memahami berbagai platform media sosial yang populer, sehingga dapat memahami apa yang anak-anak lakukan dalam platform tersebut.

    5. Gunakan Fitur Pengendalian

    Manfaatkan fitur pengendalian orangtua yang disediakan oleh sistem operasi dan aplikasi untuk membatasi akses anak-anak ke konten yang tidak sesuai.

    6. Pantau Aktivitas Online

    Periksa secara berkala aktivitas online anak-anak, terutama jika mereka masih muda. Pastikan mereka tidak menghadapi situasi yang berbahaya atau merugikan secara emosional.

    7. Ajarkan Literasi Digital

    Edukasi anak-anak tentang pentingnya literasi digital. Ajarkan mereka untuk mengenali konten yang tidak sahih, berbahaya, atau tidak pantas, dan bagaimana cara merespons jika menemui situasi yang tidak nyaman.

    8. Bersikap sebagai Contoh

    Jadilah teladan yang baik dalam menggunakan media sosial. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua, jadi pastikan orangtua juga menggunakan media sosial secara bertanggung jawab.

    9. Ajarkan Privasi Online

    Jelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga privasi online. Ingatkan mereka untuk tidak membagikan informasi pribadi atau lokasi secara sembarangan di media sosial.

    BACA JUGA : Mengapa Paus Tidak Bisa Hidup di Darat Padahal Bernafas dengan Paru-paru?

    Dengan mengawasi konten dan media sosial yang dikonsumsi oleh anak-anak, orangtua dapat membantu menjaga keselamatan dan kesejahteraan mereka dalam dunia digital yang terus berkembang.

    Pengawasan yang tepat akan memastikan anak-anak menikmati media sosial secara positif dan aman, serta mencegah dampak negatif dari tren-tren yang tidak sesuai dengan usia mereka.

    Related Posts

    1 of 57