Berita

Wisatawan Jepang Tewas Saat Bermain Flying Fish di Bali

Insiden ini terjadi ketika perahu karet yang ditumpangi wisatawan tersebut terlipat akibat diterpa angin kencang, menyebabkan dia terjatuh dari ketinggian sekitar 3 meter.

– Seorang wisatawan asal Jepang tewas setelah mengalami kecelakaan saat bermain Flying Fish di Benoa, Bali.

Insiden ini terjadi ketika perahu karet yang ditumpangi wisatawan tersebut terlipat akibat diterpa angin kencang, menyebabkan dia terjatuh dari ketinggian sekitar 3 meter.

Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia (Gahawisri) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, memberikan tanggapan terhadap insiden ini.

Dia mengungkapkan bahwa agen perjalanan dari Jepang sebenarnya sudah tidak lagi menjual paket wisata dengan atraksi Flying Fish, karena dianggap terlalu berbahaya dan berisiko.

Namun, diduga wisatawan Jepang yang menjadi korban telah memesan atraksi ini secara mandiri.

BACA JUGA : Kronologi Meninggalnya Mahasiswi S2 IPB Laila Atika Sari Akibat Kebakaran di Laboratorium Penelitian

Gus Agung menyatakan bahwa wahana Flying Fish sebenarnya dirancang sebagai atraksi petualangan yang cocok bagi orang di bawah usia 30 atau 40 tahun.

Meskipun diminati oleh anak-anak muda, orang yang berusia di atas 60 tahun tidak disarankan untuk menggunakan wahana ini. Dia juga mengusulkan untuk menghentikan sementara waktu atraksi Flying Fish guna mencegah terjadinya kejadian serupa.

Menyinggung kasus ini, Gus Agung mengakui bahwa pernah terjadi kecelakaan serupa dalam waktu yang jarang terjadi.

Oleh karena itu, ia mengusulkan penghapusan atraksi yang berpotensi membahayakan atau merusak citra pariwisata Bali.

Berkaitan dengan penyedia wahana wisata, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima.

Mereka telah menjalankan atraksi tersebut sesuai dengan SOP yang telah mendapatkan persetujuan secara internasional.

Meskipun pihaknya tidak dapat memberikan sanksi, mereka berencana untuk mengevaluasi atraksi-atraksi berbahaya seperti ini di masa depan.

Selain Flying Fish, mereka juga menganggap bahwa beberapa wahana lain seperti banana boat single dan jetsky memiliki risiko.

Namun, mereka telah mengambil langkah-langkah evaluasi untuk meningkatkan keamanan, termasuk menggunakan guide untuk jetsky dan merancang banana boat yang lebih seimbang.

Dalam hal penyebab kecelakaan ini, Gus Agung menerima laporan bahwa kejadian tersebut merupakan dampak dari gangguan alam.

Keberadaan angin kencang yang tiba-tiba datang menjadi faktor utama yang menyebabkan wahana Flying Fish terlipat dan wisatawan terjatuh ke laut.

Dia merasa menyesal atas insiden ini dan menyatakan bahwa hal semacam ini sulit dihindari karena faktor alam.

Dengan kejadian tragis ini, pihak berwenang dan pelaku industri pariwisata di Bali merasa perlu untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan mengoperasikan atraksi wisata demi keselamatan para pengunjung serta menjaga citra destinasi pariwisata yang aman dan menarik.

Related Posts

1 of 63