– Sebuah kasus pembunuhan yang menggemparkan terjadi di Solo, dengan korban adalah seorang dosen UIN Solo bernama Wahyu Dian Silviani (34).
Setelah berbagai spekulasi, fakta baru mengenai kasus tragis ini akhirnya terungkap, mengungkapkan hubungan antara korban dan pelaku yang tak terduga.
Korban, Wahyu Dian Silviani, dilaporkan tewas akibat pembunuhan oleh seseorang yang ternyata dikenalnya.
Pelaku pembunuhan ini adalah seorang pria bernama Dwi Feriyanto (23), yang bekerja sebagai kuli bangunan di rumah korban.
Hubungan antara korban dan pelaku ini terungkap setelah serangkaian penyelidikan oleh pihak berwenang.
BACA JUGA : Viral! Aksi Percobaan Pencurian Motor di Jakarta: Pelaku Malah Santai Ajak Tos Pemilik Motor
Fakta yang mengejutkan adalah bahwa motif di balik pembunuhan ini tidak berhubungan dengan asmara, seperti yang sebelumnya diduga.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, mengungkapkan bahwa motif pembunuhan ini berasal dari rasa sakit hati pelaku terhadap kata-kata yang diucapkan oleh korban.
Pelaku merasa tersakiti oleh komentar-komentar korban terkait pekerjaannya sebagai kuli bangunan.
Saat melakukan renovasi di rumah korban pada Senin, 21 Agustus 2023, pelaku merasa mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
Korban, Wahyu Dian Silviani, diakui mengkritik hasil kerja pelaku sebagai “jelek” dan bahkan menyebutnya “tolol”. Rasa sakit hati inilah yang akhirnya mendorong pelaku untuk merencanakan aksi pembunuhan yang tragis.
BACA JUGA : Video Viral Aksi Mobil Menabrak Motor untuk Membubarkan Tawuran Pelajar di Bogor
Mayat korban ditemukan oleh seorang mandor tukang bangunan bernama Indriyono pada Kamis, 24 Agustus 2023, di perumahan Graha Tempel di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
Mayat tersebut tergeletak di samping mini bar rumah korban. Indriyono menjelaskan bahwa ada teman yang mencoba untuk memeriksa rumah korban, namun tidak berhasil.
Akhirnya, ia diminta untuk membuka pintu rumah karena rumah tersebut masih dalam perawatannya.
Dari keterangan Indriyono, diketahui bahwa mayat korban memiliki bercak darah, yang menjadi pertanda bahwa sesuatu yang mengerikan terjadi di dalam rumah.
Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, Indriyono menemukan jenazah korban di bawah kasur lantai dekat minibar.
Saat melihat keanehan tersebut, ia merasa curiga dan melihat ada bercak darah di bawah kasur tersebut. Selain itu, bau anyir darah juga tercium, menguatkan dugaan bahwa sesuatu yang tragis telah terjadi.