Anak Perwira TNI Meninggal Terbakar
– Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Timur mengungkapkan perkembangan terbaru dalam penyelidikan kematian tragis seorang remaja berusia 16 tahun dengan inisial CHR, yang merupakan anak dari seorang Perwira Menengah (Pamen) TNI Angkatan Udara (AU). Peristiwa ini terjadi di dalam Pos Spion, ujung landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma pada Minggu, 24 September 2023.
Komisaris Besar Leonardus Harapantua Simarmata Permata, Kapolres Metro Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah menjalani serangkaian pemeriksaan forensik yang cermat atas kasus ini. Hasil pemeriksaan ini mengungkap beberapa fakta penting yang perlu dicatat dalam penyelidikan ini.
Menurut Leonardus, dalam pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP), tidak ditemukan bercak darah selain milik korban, CHR. Ini berarti bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan adanya konfrontasi fisik atau kehadiran pihak lain selain korban di lokasi tersebut.
Selain itu, hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa tidak ada jejak deoxyribonucleic acid (DNA) selain milik korban yang ditemukan di TKP. Hal ini menguatkan dugaan bahwa tidak ada pihak lain yang terlibat dalam insiden ini.
Hasil pemeriksaan dari fisika komputer forensik juga menunjukkan keberadaan bahan bakar bensin di TKP. Selain itu, tidak ditemukan alat bakar lain selain bensin. Temuan ini memberikan petunjuk bahwa insiden ini mungkin terkait dengan penggunaan bahan bakar tersebut.
Pemeriksaan terhadap handphone milik korban juga tidak mengungkapkan hal-hal yang mencurigakan atau ganjil. Semua data dalam handphone tersebut dianggap normal.
BACA JUGA : Misteri Kematian Anak Kolonel TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Dibacok Dan Dibakar Hidup-hidup
Saat ini, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait kondisi psikologis korban.
Mereka juga tengah mengkaji hubungan antara korban dengan orangtuanya, serta interaksi korban dengan teman sebayanya di lingkungan sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang latar belakang peristiwa tragis ini.
Sebelumnya, CCTV di sekitar Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma telah merekam gerak-gerik CHR. Namun, tidak ada orang lain yang terekam bersama korban saat masuk ke pos tersebut.
Korban terlihat membawa sebuah tas ransel di punggungnya, yang diduga digunakan untuk menyimpan sejumlah barang yang ditemukan di sekitar jasadnya, termasuk sebilah pisau, pakaian, dan map.
Namun, penyidik belum dapat menyimpulkan apakah luka-luka yang ditemukan di tubuh korban adalah akibat penganiayaan oleh orang lain atau tindakan korban sendiri.
Perlu dicatat bahwa pihak TNI AU telah menyatakan bahwa tidak sembarang orang dapat masuk ke pos tersebut. Ketika tubuh anak Pamen TNI AU ini ditemukan, kondisinya menunjukkan bahwa luka bakarnya mencapai 91 persen. Hal ini membuat penyelidikan kasus ini menjadi semakin rumit.
Kepolisian terus bekerja keras untuk mengungkap fakta-fakta lebih lanjut dalam kasus ini dan mencari jawaban yang pasti tentang apa yang terjadi pada CHR serta apakah ada pihak lain yang terlibat dalam peristiwa ini. Kita masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tragis ini.
Sumber: Kompas.com