– Dalam peristiwa yang mengejutkan, China telah melakukan langkah berani dengan menghapus Israel dari peta digitalnya. Langkah ini, dianggap oleh banyak orang sebagai pernyataan politik, muncul di tengah konflik antara Hamas dan Israel, di mana China telah berusaha untuk memediasi dengan mengirim utusan khusus ke Timur Tengah.
Upaya China untuk terlibat dalam pertikaian antara Hamas dan Israel berasal dari keinginan China untuk memainkan peran yang lebih substansial di wilayah Timur Tengah. Meskipun jarak geografisnya jauh dari wilayah tersebut, China ingin turut serta dalam isu tersebut.
Penghapusan Israel dari peta digital China menimbulkan pertanyaan signifikan. Hal ini juga memicu kontroversi, terutama mengingat penggunaan peta oleh China untuk menegaskan klaim wilayah dan menyampaikan posisi kebijakannya.
Kedua raksasa teknologi China, Baidu dan Alibaba, tampaknya telah ikut serta dalam tindakan ini dengan mengeluarkan Israel dari layanan pemetaan digital mereka. Langkah ini telah memicu perdebatan di antara pengguna internet China, mendominasi diskusi di berbagai platform.
Ketidakhadiran Israel dalam peta digital China bukanlah sekadar gangguan teknologi, karena sejalan dengan pendekatan China terhadap klaim wilayah dan visinya terhadap dunia. Tindakan yang disengaja ini menimbulkan pertanyaan tentang sikap China dan pesan yang dimaksud dari keputusan ini.
BACA JUGA : China Meluncurkan Kapal Selam Tenaga Nuklir Rudal dengan Kemampuan Serangan Laut dan Darat
Ketika dimintai konfirmasi, Kementerian Luar Negeri China memberikan tanggapan samar, menyatakan hubungan diplomatik normal antara China dan Israel. Namun, ketidakhadiran Israel dalam peta yang relevan bagi China menimbulkan pertanyaan tentang signifikansinya. Ada pertanyaan mengenai peran Israel dalam kebijakan luar negeri China.
Posisi resmi China mengenai konflik antara Hamas dan Israel tetap netral. Mereka mendorong gencatan senjata demi perlindungan warga sipil dan mendukung pendirian negara Palestina yang merdeka.
Terutama, di dalam China, terjadi lonjakan sentimen anti-Semit, yang tampaknya didukung atau setidaknya ditoleransi oleh negara. Tokoh berpengaruh dan media yang terkait dengan negara telah mengekspresikan kritik dan animositas kuat terhadap Israel. Seringkali kritik tersebut mencerminkan pandangan tentang hubungan Israel dengan Amerika Serikat sebagai sekutu kunci.
Pernyataan terkini dan konten media di China mencerminkan persepsi yang mendalam bahwa Israel bersekutu dengan Amerika Serikat. Persepsi ini memiliki dampak signifikan terhadap pandangan dan tindakan China terhadap Israel.
Penghapusan Israel dari peta digital menimbulkan pertanyaan signifikan. Pendapat publik yang negatif di China terhadap Israel menunjukkan sikap yang tidak terucap namun substansial yang diambil oleh pemerintah China. Meskipun sebelumnya ada retorika positif antara Israel dan China, tampaknya dinamikanya telah bergeser secara signifikan.
Perbandingan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang hubungan Israel-China sebagai “pernikahan yang dibuat di surga” tampaknya telah kehilangan relevansinya mengingat peristiwa terkini ini.
Tindakan halus namun penting oleh China membawa implikasi yang tidak bisa diabaikan oleh Israel.
Langkah tak terduga ini lebih dari sekadar penyuntingan teknologi; hal ini mencerminkan pesan diplomatik yang rumit dari China dan pendekatan evolusinya terhadap geopolitik global.