Pada Selasa, 30 Januari 2024, ketegangan di mencapai puncaknya ketika pasukan Israel diduga menyusup ke dalam rumah sakit Ibnu Sina di Jenin. Dalam serangan pagi tersebut, tiga warga Palestina tewas tertembak.
Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan di Ramallah, pasukan Israel dikabarkan menyamar sebagai warga sipil sebelum menyerbu rumah sakit tersebut. Direktur RS Ibnu Sina, Naji Nazzal, mengonfirmasi bahwa pasukan tersebut menggunakan senjata yang dilengkapi peredam suara.
Ketiga korban dikenal sebagai Muhammad Jalamnah, Muhammad Ayman Ghazawi, dan Basel Ayman Ghazawi. Basel Ghazawi sedang menjalani perawatan di bangsal rehabilitasi rumah sakit saat serangan terjadi.
BACA JUGA : Heboh! 13 Pendaki Ilegal Tersesat di Gunung Gede Pangrango
Sementara pasukan Israel mengklaim bahwa Jalamnah adalah “teroris Hamas” yang bersembunyi di rumah sakit, keterangan resmi Palestina menyebutkan bahwa mereka adalah warga sipil yang menjadi korban tanpa alasan yang jelas.
Militer Israel dalam pernyataannya menuduh bahwa Jalamnah terlibat dalam “aktivitas teroris yang signifikan” dan dikenal sebagai distributir senjata dan amunisi untuk keperluan penembakan. Klaim ini menyebabkan kontroversi, dengan pihak Palestina membantah keterlibatan teroris dan menilai serangan tersebut sebagai tindakan tercela terhadap fasilitas medis yang seharusnya netral.
Ketegangan semakin meruncing dengan klaim bahwa rumah sakit digunakan sebagai tempat persembunyian oleh pihak Israel. Meski demikian, pihak Israel mempertahankan tindakan mereka sebagai upaya untuk menetralisir ancaman teroris.
Kejadian ini menambah daftar insiden kontroversial di wilayah konflik, sementara komunitas internasional menyerukan penyelidikan independen untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tragis ini. Sejauh ini, belum ada klarifikasi resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang terkait, dan situasi di Tepi Barat terus memanas dengan kebuntuan konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sumber Kompas