Berita

Tornado Rancaekek Pertama Terjadi di Indonesia! Apa Bedanya dengan Puting Beliung?

Ahli klimatologi pun membuka kemungkinan bahwa kejadian ini merupakan tornado pertama yang terjadi di Indonesia.

Nongki Ngopi – Baru-baru ini, wilayah dilanda kejadian alam yang menggemparkan. Angin kencang yang menerjang tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga membalikkan truk, meninggalkan jejak kerusakan yang signifikan di sepanjang jalur yang dilaluinya. Ahli klimatologi pun membuka kemungkinan bahwa kejadian ini merupakan tornado pertama yang terjadi di Indonesia.

“Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini,” kata Erma Yulihastin, pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seperti dikutip dari detikInet, Kamis (22/2/2024).

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat, dua kejadian angin puting beliung terjadi di Sumedang-Bandung. Pertama, di Kecamatan Jatinangor, Sumedang, sekitar pukul 16.00 WIB. Kedua, di Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, pada sore hari.

BACA JUGA : Viral! Eskalator Manggarai Berbalik Arah Menyebabkan Penumpang Terjatuh!

Erma menyebutkan bahwa kejadian ini berbeda dari kebiasaan puting beliung di Indonesia, baik dari segi lokasi, durasi, maupun dampaknya.

“Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” jelasnya.

Meski begitu, Erma mengakui bahwa belum ada data konkret terkait kecepatan angin dan diameter, serta pemicu dari tornado ini.

Ia dan tim periset BRIN berjanji untuk segera menindaklanjuti terkait kejadian tornado di Rancakek ini. “Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2),” tambah Erma.

Perlu dipahami bahwa tornado dan puting beliung sama-sama merupakan fenomena atmosfer yang menakutkan. Keduanya adalah pusaran atmosfer yang berkisar pada ratusan meter.

Namun, puting beliung biasanya dianggap sebagai tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia dengan dampak yang lebih terlokalisasi. Durasi puting beliung juga cenderung lebih singkat, kurang dari 10 menit, sementara tornado bisa bertahan hingga 15 menit.

Dalam terminologi BMKG, jika tornado terjadi di atas perairan, maka akan disebut sebagai water sprout. Kejadian ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang kompleksitas cuaca ekstrem yang dapat terjadi di Indonesia, serta pentingnya kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi ancaman alam yang tidak terduga.

Masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk selalu memperhatikan peringatan dini dari otoritas terkait dan mengikuti prosedur keselamatan yang disarankan.

Sumber: detik

Related Posts

1 of 61