Nongki Ngopi – Pada tanggal 26 Februari 2024, Menteri Agama Republik Indonesia, , menandatangani Surat Edaran (SE) Nomor 05/2022 yang mengatur pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala, serta pelaksanaan ibadah salat tarawih dan tadarus Alquran selama bulan Ramadan tahun 1445 H/2024 M.
“Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam,” tulis aturan itu sebagaimana dilihat KOMPAS TV, Selasa (22/02/2022).
Surat Edaran tersebut menggariskan beberapa poin penting yang perlu dipahami dan dijalankan oleh umat Muslim selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid/musala,” kata aturan itu.
Dalam konteks penggunaan pengeras suara, SE Menag menjelaskan perbedaan antara pengeras suara dalam dan luar, serta tujuan penggunaannya dalam konteks ibadah dan syiar Islam.
BACA JUGA : Inilah Cara Maling Licik Raup Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku
Menurut SE tersebut, penggunaan pengeras suara dalam di masjid dan musala dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat melalui pembacaan Al-Qur’an, selawat atas Nabi, serta pengumuman waktu salat fardu.
Sementara pengeras suara luar diarahkan untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas, baik di dalam maupun di luar masjid atau musala.
Pedoman penggunaan pengeras suara ini diatur dengan cermat dalam Surat Edaran Menteri Agama, yang mencakup pemasangan, penggunaan, dan tata cara penggunaannya.
Salah satu poin penting adalah pengaturan volume pengeras suara sesuai kebutuhan, dengan batasan maksimal sebesar 100 dB (desibel).
Dalam menjalankan ibadah salat tarawih dan tadarus Alquran, SE Menag menegaskan bahwa penggunaan pengeras suara dalam harus diutamakan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari gangguan kepada lingkungan sekitar, sambil tetap memungkinkan umat Islam untuk menjalankan ibadah dengan khidmat.
Terkait dengan pelaksanaan ibadah pada Hari Besar Islam (HBI), SE Menag memberikan ketentuan khusus. Pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha, serta takbir Idul Fitri dan Idul Adha, diperbolehkan menggunakan pengeras suara luar.
Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan Surat Edaran ini menjadi tanggung jawab Kementerian Agama secara berjenjang, dengan kerja sama bersama Pemerintah Daerah dan Organisasi Kemasyarakatan Islam.
Dengan adanya SE ini, diharapkan umat Muslim dapat menjalankan ibadah dengan tertib dan memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga suasana ibadah di masjid dan musala dapat berjalan dengan lancar dan memberi manfaat yang maksimal bagi umat Muslim.
Sumber: tribunnews