BeritaInternasional

Misteri Sindrom Havana: Diplomat AS di Bawah Ancaman, Rusia Bantah Keterlibatan

Dilaporkan bahwa sindrom ini dikaitkan dengan serangan yang dilakukan oleh unit intelijen Rusia, meskipun Moskow telah membantah tuduhan tersebut.

– Dalam beberapa tahun terakhir, diplomat Amerika Serikat telah menjadi korban penyakit misterius yang dikenal sebagai sindrom Havana.

Dilaporkan bahwa sindrom ini dikaitkan dengan serangan yang dilakukan oleh unit intelijen Rusia, meskipun Moskow telah membantah tuduhan tersebut.

Sindrom Havana pertama kali dilaporkan pada tahun 2016 oleh pejabat kedutaan AS di Havana, Kuba, yang mengalami sakit kepala ekstrem dan suara menusuk di malam hari.

Sejak kejadian tersebut, lebih dari 1.000 kasus dilaporkan di antara pegawai pemerintah AS di seluruh dunia. Namun, penyebab pasti dan sifat sindrom tersebut masih membingungkan para ahli medis dan pejabat AS.

Gejala yang dilaporkan bervariasi, termasuk migrain, kelelahan, vertigo, kecemasan, pusing, hilang ingatan, dan gangguan kognitif.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) menemukan sedikit perbedaan klinis antara pasien dengan sindrom Havana dan kelompok pembanding yang sehat.

BACA JUGA : Driver Ojol Meninggal Ditabrak Mobil Mahasiswa Mabuk, Tiga Anak Korban Jadi Yatim Piatu

Hasilnya, tidak ditemukan bukti konsisten mengenai cedera otak pada pasien sindrom Havana. Para ilmuwan juga melakukan tes terhadap 86 staf pemerintah AS yang melaporkan sindrom tersebut dan tidak menemukan perbedaan signifikan dengan kelompok pembanding yang sehat.

Meskipun spekulasi tentang kemungkinan serangan musuh AS telah beredar, komunitas intelijen AS menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengaitkan kasus apa pun dengan musuh asing, sehingga kecil kemungkinan sindrom ini disebabkan oleh serangan luar.

Namun, beberapa penelitian sebelumnya menemukan bukti adanya kelainan, meskipun kondisinya bisa berbeda-beda pada setiap individu.

Pada tanggal 1 April, Kremlin menolak tuduhan penyebaran sindrom Havana. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak didasarkan pada bukti yang meyakinkan.

Sindrom Havana telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan diplomat AS, dengan beberapa di antaranya menggambarkan gejalanya sebagai sangat menyakitkan.

Kasus pertama sindrom Havana dilaporkan di Kuba pada akhir 2016, tetapi investigasi menyeluruh menunjukkan kemungkinan kasus pertama terjadi dua tahun lebih awal di Jerman. Seorang pegawai pemerintah AS yang ditempatkan di konsulat AS di Frankfurt melaporkan gejala serupa pada waktu itu.

AS masih terus menyelidiki penyebab sindrom Havana, sementara lima badan intelijen menyatakan bahwa sangat tidak mungkin musuh asing, termasuk Rusia, berada di balik sindrom tersebut.

Dengan demikian, misteri sindrom Havana tetap menjadi tantangan bagi para peneliti dan pejabat AS, sementara diplomasi antara AS dan Rusia terus berlangsung dengan ketegangan yang tinggi.

Related Posts

1 of 63