NongkiNgopi.com – Filipina dan Thailand, dua negara tetangga Indonesia, kini menghadapi kondisi cuaca ekstrem akibat fenomena .
Bulan Maret hingga Mei biasanya merupakan periode terpanas dan terkering di sebagian besar Asia Tenggara, namun tahun ini kondisi semakin diperburuk oleh El Nino, yang meningkatkan pemanasan permukaan laut dan suhu permukaan laut di atas rata-rata.
Di Filipina, ribuan sekolah telah terpaksa meliburkan kelas tatap muka karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Departemen Pendidikan mengumumkan bahwa hampir 6,700 sekolah menunda kelas tatap muka pada Rabu.
Ramalan cuaca memperkirakan indeks panas di Filipina mencapai tingkat “bahaya”, yaitu 42 derajat Celsius atau lebih tinggi di setidaknya 30 kota besar dan kecil.
Baca Juga: El Nino dan Dampaknya pada Stok Pangan di Indonesia
Baca Juga: Spot Foto di Kawah Ijen Ditutup Setelah Turis China Tewas Terjatuh
Ana Solis, kepala ahli iklim di lembaga peramal cuaca negara bagian, menyatakan bahwa ada kemungkinan 50% panas akan meningkat dalam beberapa hari mendatang. Solis menyarankan agar masyarakat membatasi waktu di luar ruangan, minum banyak air, serta membawa payung dan topi saat beraktivitas di luar.
Thailand juga mengalami kondisi serupa. Pihak berwenang mengeluarkan peringatan panas ekstrem untuk Bangkok, dengan suhu yang diperkirakan mencapai 39 derajat Celsius dan indeks panas melonjak di atas 52 derajat Celsius, dianggap “sangat berbahaya” oleh pemerintah kota.
Departemen lingkungan hidup pemerintah kota Bangkok meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan. Kondisi ini diperparah oleh pola cuaca El Nino.
Gelombang panas telah melanda Thailand, dengan suhu mencapai 44,2 derajat Celsius di provinsi utara Lampang pada Senin, hanya sedikit di bawah rekor nasional sebesar 44,6 derajat Celsius.
Kedua negara ini sedang berjuang menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem dan berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.
Baca Juga: