Aksi Solidaritas yang Menggema di Selandia Baru
Massa yang berkumpul membawa bendera kedaulatan Māori berwarna merah, hitam, dan putih, serta sejumlah bendera dari Samoa, Tonga, Palestina, dan komunitas Pribumi lainnya. Protes diwarnai tarian haka, nyanyian waiata, dan pidato para pemimpin Māori yang menyerukan solidaritas dan pengakuan terhadap hak-hak mereka.
Sejumlah peserta non-Māori juga turut mendukung aksi ini, mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu-isu pribumi. “Perjanjian ini adalah dasar bagi keberadaan kita di Aotearoa. Kita harus menjunjung dan menghormatinya,” ujar Ben Ogilvie, seorang Pākehā (keturunan Eropa).
Baca Juga: Petugas Lapas Robby Adriansyah: Kejanggalan Ini Harus Dibongkar!
RUU Kontroversial yang Membelah Pandangan Publik
RUU baru yang diusulkan Seymour bertujuan untuk mengubah interpretasi Perjanjian Waitangi dan menerapkan prinsip-prinsipnya kepada seluruh warga Selandia Baru. Seymour mengklaim bahwa langkah ini diperlukan untuk menghindari “perlakuan khusus” terhadap Māori. Namun, para pengkritik menyebut RUU tersebut sebagai upaya untuk melemahkan hak masyarakat adat dan memicu retorika yang memecah belah.