Iran Membangun Reaktor Nuklir
nongkingopi.com – Iran sedang membangun dua reaktor nuklir baru di , yang terletak di pantai barat daya negara tersebut.
Reaktor ini, masing-masing dengan kapasitas 1.800 megawatt, sedang dibangun oleh insinyur muda Iran tanpa bantuan ahli dari luar negeri.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, satu-satunya reaktor yang beroperasi di Iran dengan kapasitas 1.000 megawatt, dibangun oleh pakar Rusia dan diserahkan kepada badan energi atom Iran pada September 2013.
BACA JUGA : Anthony Sinisuka Ginting Melaju ke Final Singapore Open 2023 dengan Retired-nya Kunlavut
Laporan terbaru mengindikasikan bahwa Rusia mungkin membantu Iran dalam pembangunan dua reaktor tambahan di Bushehr.
Mohammad Eslami, Kepala Organisasi Energi Atom Iran, mengungkapkan bahwa sekitar 150 proyek terkait energi nuklir sedang berlangsung di berbagai wilayah Iran.
Para pejabat Iran menyebut ini sebagai pencapaian yang signifikan. Namun, diperkirakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir ini akan memakan waktu hingga delapan tahun untuk selesai.
BACA JUGA : Reaktor Nuklir – Memahami Cara Kerjanya
Kegiatan nuklir Iran telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat karena peningkatan pengayaan uranium yang dilakukan oleh Iran.
Negara-negara Barat khawatir bahwa tindakan Iran dapat mengarah pada pengembangan senjata nuklir. Namun, pemerintah Iran bersikeras bahwa program nuklir mereka semata-mata untuk tujuan damai dan tidak dimaksudkan untuk membuat bom nuklir.
Perluasan pabrik nuklir Bushehr oleh pihak berwenang Iran dijustifikasi sebagai langkah yang diperlukan untuk memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat di negara tersebut, terutama mengingat sering terjadinya pemadaman listrik belakangan ini.
BACA JUGA : Mengenal Nikola Tesla: Sang Juru Cipta Dunia
Kekhawatiran seputar program nuklir Iran berasal dari kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA adalah perjanjian yang dicapai antara Iran dan kelompok negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Prancis, Inggris, dan Jerman) untuk membatasi kegiatan nuklir Iran dan menjalani inspeksi internasional sebagai imbalan atas penghapusan sanksi.
Namun, pada tahun 2018, Amerika Serikat secara sepihak keluar dari kesepakatan tersebut, menimbulkan ketegangan dan ketidakpastian mengenai masa depan JCPOA.
BACA JUGA : Misteri Nozzle Pesawat Jet yang Tak Pernah Meleleh!
Keputusan Iran untuk memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr dapat dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan energinya.
Jumlah penduduk dan sektor industri di negara ini mengalami pertumbuhan signifikan, sehingga membutuhkan lebih banyak listrik.
Selain itu, Iran menghadapi pemadaman listrik yang sering terjadi, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk dan berbagai sektor ekonomi.
Iran memperkuat infrastruktur nuklir untuk memenuhi permintaan listrik dan menghadapi tantangan energi nasional.
Pembangunan dua reaktor nuklir baru di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr merupakan langkah lanjutan dalam rencana perluasan nuklir Iran.
Negara Barat khawatir dengan pengayaan uranium Iran, namun Iran menyatakan niatnya adalah damai. Perluasan pabrik Bushehr dipandang penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat di Iran dan mengatasi krisis listrik yang persisten. Masa depan kesepakatan nuklir 2015 dan hubungan Iran dengan negara-negara Barat belum jelas.