nongkingopi.com – Juru Bicara mengungkapkan kekhawatiran bahwa Korea Utara berencana untuk mengirim lebih banyak senjata ke Rusia setelah , pemimpin Korea Utara, berjanji untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Moskow.
Pesan tersebut disampaikan dalam rangka perayaan dan direspon dengan kekhawatiran oleh pemerintah AS.
Sebelumnya, kantor berita negara Korea Utara,, melaporkan bahwa Kim Jong Un telah menyerukan kerja sama strategis yang lebih erat dengan Rusia.
BACA JUGA : Sidang Isbat Idul Adha 2023: Tanggal dan Kemungkinan Beda dengan Muhammadiyah
KCNA menyatakan bahwa Kim ingin memperkuat hubungan dengan Moskow dan memenuhi tujuan besar pembangunan negara yang kuat, sesuai dengan keinginan bersama rakyat kedua negara.
Namun, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan bahwa meskipun pihak Korea Utara membantah telah menjual senjata ke Rusia untuk perang di Ukraina, AS telah mengkonfirmasi bahwa Korea Utara telah melakukan pengiriman senjata, termasuk roket infanteri dan rudal, kepada kelompok tentara bayaran Wagner yang didukung oleh Kremlin pada November 2022.
BACA JUGA : Iran Membangun Dua Reaktor Nuklir Baru: Ancaman Nyata atau Langkah Maju Menuju Energi Berkelanjutan?
Dalam konteks ini, AS mengungkapkan kekhawatiran bahwa Korea Utara berencana untuk mengirim lebih banyak peralatan militer ke Rusia.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menggunakan inisial nama resmi Korea Utara, DPRK, untuk merujuk pada negara tersebut.
BACA JUGA : Penemuan Brankas Narkoba Mencengangkan di Dalam Kampus UNM
Korea Utara telah melakukan upaya untuk memperkuat hubungan dengan Rusia dan mendukung Moskow setelah terlibat dalam invasi Ukraina tahun lalu, sambil menyalahkan “kebijakan hegemonik” dan “kesederhanaan” AS dan negara-negara Barat.
Pada bulan Maret, AS mengungkapkan bahwa mereka telah memperoleh informasi baru yang menunjukkan upaya aktif Rusia untuk memperoleh senjata tambahan dari Korea Utara dengan imbalan bantuan makanan.
Sebagai respons, AS telah memberlakukan sanksi terhadap seorang pria Slovakia yang diduga terlibat dalam upaya pengaturan penjualan senjata dan amunisi Korea Utara ke Rusia guna membantu Moskow mengganti peralatan militer yang hilang selama perang dengan Ukraina.
BACA JUGA : AS Mengucilkan Indonesia, Luhut: Indonesia Menentukan Takdirnya Sendiri
Peningkatan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia dalam konteks ini akan memperumit dinamika geopolitik dan memicu perhatian yang lebih besar dari pihak internasional.