– Adam Kadyrov, anak laki-laki Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, telah terlibat dalam kontroversi baru-baru ini.
Adam Kadyrov diduga memukuli seorang penduduk asli Ukraina yang ditangkap karena membakar Alquran di kota Volgograd, Rusia.
Kejadian ini telah mendapatkan perhatian luas, terutama mengingat kedekatan politik keluarga Kadyrov dengan pemerintah Rusia.
Selain itu, posisi Ramzan Kadyrov sebagai tokoh berpengaruh di Chechnya juga turut menambah kompleksitas peristiwa ini.
Ombudsman hak asasi manusia di Chechnya, Mansur Soltaev, mengungkapkan peristiwa ini pada hari Rabu, 16 Agustus 2023.
Soltaev menyampaikan bahwa Nikita Zhuravel, warga Ukraina yang ditangkap, mengalami pemukulan oleh Adam Kadyrov setelah bertemu dengan ayahnya. Adam Kadyrov, yang berusia 15 tahun, diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Kasus ini dimulai ketika Nikita Zhuravel ditahan karena diduga membakar Alquran secara terang-terangan. Tindakan ini dianggap merendahkan perasaan keagamaan dan publik.
Pasca penangkapannya, Nikita Zhuravel dilaporkan menjalani proses penyelidikan lebih lanjut oleh Komite Investigasi Rusia untuk Republik Chechnya. Pada bulan Mei, terdakwa ini dibawa ke pusat penahanan pra-persidangan di Grozny.
BACA JUGA : Menghadapi Ancaman Rudal Hipersonik Rusia dan China, Jepang dan Amerika Bersatu Kembangkan Penangkalnya
Ombudsman hak asasi manusia Rusia, Tatiana Moskalkova, juga memberikan pernyataan dalam pesan di platform Telegram.
Dia mengungkapkan bahwa Nikita Zhuravel telah mengajukan keluhan terkait pemukulan yang diduga dilakukan oleh Adam Kadyrov. Kejadian ini terjadi selama kunjungan ke pusat penahanan pra-persidangan.
Moskalkova berkomitmen untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden ini, termasuk pemeriksaan medis korban dan pendalilan dari para saksi yang terlibat.
Ramzan Kadyrov sendiri telah beberapa kali menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan yang dianggap tidak menghormati agama Islam. Fokusnya khususnya adalah pada tindakan penodaan terhadap Alquran.
Pemimpin Chechnya telah mengancam dengan tindakan balasan terhadap individu atau kelompok yang terlibat dalam pembakaran Alquran.
Dia melihat tindakan semacam itu bukan hanya sebagai penistaan agama, tetapi juga sebagai potensi pencetus kekerasan. Ancaman tersebut disampaikannya dengan tegas.
Kejadian ini mengangkat berbagai pertanyaan tentang kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan keterlibatan keluarga pemimpin dalam masalah hukum.
Dalam beberapa minggu mendatang, perhatian utama akan tertuju pada reaksi dan langkah selanjutnya dari pemerintah Rusia. Hasil investigasi atas tindakan pemukulan yang diduga juga akan menjadi sorotan dalam konteks ini.