BeritaViral

SBY Berkomentar Terkait Manuvernya Anies dalam Memilih Pencalonan Wapres, Ia Merasa “Dikhianati”!

Merespons perkembangan ini, mantan Presiden RI ke-6 ini mengungkapkan rasa syukur atas peristiwa yang terjadi dan atas sikap Partai Demokrat di tengah perasaan pengkhianatan.

Nongki Ngopi – (SBY), Ketua Dewan Tinggi Partai Demokrat, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran terkait keputusan sepihak yang diambil oleh Anies Baswedan, Gubernur Jakarta, terkait isu pencalonan Muhaimin Iskandar, yang juga dikenal sebagai Cak Imin, sebagai calon wakil presiden.

Merespons perkembangan ini, mantan Presiden RI ke-6 ini mengungkapkan rasa syukur atas peristiwa yang terjadi dan atas sikap di tengah perasaan pengkhianatan.

SBY dikutip mengatakan, “Saya merenungkannya dengan sungguh-sungguh semalam dalam kontemplasi saya. Kita, sebenarnya, diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah.”

telah mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden mereka untuk Pemilihan Presiden 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) melaksanakan tindakan ini sebagai bagian dari upaya mereka.

Namun, karena manuver Anies dan Cak Imin, SBY secara tidak langsung mengkritik Anies atas apa yang dia lihat sebagai pengkhianatan terhadap koalisi.

BACA JUGA : Ini Isi Surat Tertulis Anies Baswedan yang Menusuk Demokrat dari Belakang

“Jika kita melihat etika pemimpin-pemimpin besar, terutama bagi mereka yang mengikuti nilai-nilai Islam, kita harus menggambarkan etika Nabi Muhammad. Apa yang kita alami sekarang adalah kekurangan kejujuran, kejujuran, dan keamanahan,” komentar SBY.

Dia melanjutkan dengan mempertanyakan masa depan kepemimpinan ketika mereka yang berkuasa saat ini tampaknya kekurangan kualitas-kualitas penting ini.

“Jika mereka tidak jujur dan tidak amanah sekarang, bagaimana mereka akan memimpin dengan kekuasaan besar di masa depan?” SBY berpikir.

Selanjutnya, SBY menekankan pelajaran yang bisa dipetik dari situasi ini. Dia bersyukur bahwa kesepakatan yang telah dibuat dalam koalisi tidak melibatkan dirinya dan tidak dilanggar olehnya.

“Ini tertulis dalam perjanjian koalisi bahwa kita harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan. Bayangkan jika, di masa depan, kita memiliki mitra koalisi yang tidak mematuhi perjanjian yang telah dibuat bersama,” tegasnya.

“Terutama ketika mereka mendikte, mengendalikan yang lain, memaksakan kehendak, dan mengabaikan pandangan yang lain. Saya tidak percaya ini adalah jenis koalisi yang ingin kita bangun,” pungkasnya.

Komentar SBY menyoroti betapa pentingnya integritas dan komitmen dalam kepemimpinan. Ini juga memicu pertanyaan tentang sejauh mana tingkat kepercayaan dalam aliansi politik dan karakteristik yang harus dimiliki oleh calon pemimpin sebuah negara. Ketika Indonesia menuju pemilihan presiden berikutnya, negara ini dengan cermat mengawasi bagaimana dinamika ini akan berkembang dalam lanskap politik.

Related Posts

1 of 63