Libya – Bencana alam mengerikan melanda Libya ketika sebuah bendungan besar jebol, menyebabkan banjir bandang dahsyat yang menghancurkan sebagian besar area di sekitarnya.
Video detik-detik bencana ini viral di media sosial dan menunjukkan suara gemuruh air yang dengan cepat melanda wilayah tersebut.
Rekaman tersebut, yang diyakini diambil di Derna pada hari Senin, menggambarkan momen ketika air banjir mengguyur jalan dan menyapu sekitar 20 mobil serta sejumlah puing-puing dalam kekacauan yang mengejutkan.
Kondisi awal terlihat tenang dalam video ini, namun hanya dalam hitungan detik, kekacauan tak terhindarkan.
Pejabat setempat memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akibat bencana banjir ini bisa mencapai angka yang mengejutkan, hingga 20.000 orang.
Saat ini, ribuan korban telah dikuburkan dalam kuburan massal di kota pelabuhan Derna. Meskipun ada klaim bahwa banyak korban bisa diselamatkan dengan sistem peringatan yang lebih baik, situasi masih sangat kritis.
Bulan Sabit Merah Libya melaporkan bahwa jumlah korban tewas di kota Derna sendiri telah mencapai 11.300 orang, sementara ratusan lainnya juga dinyatakan tewas di wilayah timur Libya lainnya.
Tim pencari terus menjelajahi daerah ini setelah Badai Daniel menyebabkan banjir yang melanda banyak kota di bagian timur Libya pada Minggu malam.
Warga Derna melaporkan mendengar ledakan keras ketika dua bendungan di pinggiran kota tersebut runtuh. Air banjir kemudian menyapu Wadi Derna, sebuah lembah yang membelah kota, meruntuhkan bangunan-bangunan, dan menghanyutkan orang-orang ke laut.
Bendungan yang runtuh, yang dibangun pada tahun 1970-an, mengalami kurangnya pemeliharaan selama bertahun-tahun, demikian laporan media lokal.
Akibat dari bencana ini, setidaknya 30.000 orang di Derna telah mengungsi. Organisasi Migrasi Internasional PBB melaporkan bahwa beberapa ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di kota-kota timur lainnya.
Pada pagi harinya, pihak berwenang telah mengubur lebih dari 3.000 jenazah, sementara 2.000 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.
BACA JUGA : Teriakan Ribuan Warga Pulau Rempang Disambut Dukungan Luas: UAS, Panglima Pajaji, PBNU, Muhammadiyah Bergabung!
Pihak berwenang telah mengubur sebagian besar korban tewas dalam kuburan massal di luar Derna. Daerah lain yang terkena dampak termasuk kota Bayda, Susa, Um Razaz, dan Marj. Kota-kota ini telah kehilangan sedikitnya 170 orang akibat bencana ini.
Korban tewas di Libya timur juga termasuk warga Mesir, dengan setidaknya 84 orang dikonfirmasi tewas. Selain itu, media Libya melaporkan bahwa puluhan migran Sudan juga menjadi korban dalam tragedi ini.
New video shows how it took just seconds for a street in Libya's Derna to turn into a river.
— BNO News Live (@BNODesk) September 15, 2023
So far, more than 11,000 people are confirmed dead in Derna alone. Thousands more are still missing. pic.twitter.com/WlGvXZs6hG
Ossama Ali, juru bicara pusat ambulans di Libya timur, melaporkan bahwa ribuan orang masih dilaporkan hilang.
Walikota Derna, Abdel Moneim al-Ghaithi, mengkhawatirkan bahwa jumlah orang yang hilang di kota tersebut bisa mencapai angka yang mencengangkan.
Jumlah tersebut diperkirakan mencapai 20.000 orang. Khawatirannya didasarkan pada luasnya wilayah yang terkena dampak banjir.
Petteri Taalas, kepala Organisasi Meteorologi Dunia PBB, menyatakan bahwa sistem peringatan dini yang efektif dapat berkontribusi signifikan dalam menghindari sebagian besar korban jiwa. Manajemen darurat yang tepat juga memiliki peran penting dalam upaya tersebut.
Namun, sayangnya, lembaga-lembaga tersebut tidak berfungsi secara normal, dan upaya untuk membantu mereformasi sistem meteorologi Libya terhambat oleh ancaman keamanan.
Sementara Libya masih terpecah oleh pemerintahan yang bersaing, dengan satu pemerintahan di timur dan satu lagi di barat, dampak dari pengabaian infrastruktur semakin menjadi perhatian yang mendalam. Hal ini menjadi semakin nyata dalam situasi seperti bencana banjir bandang nedebag di Libya.
Bencana ini merupakan pengingat tragis akan perlunya perbaikan yang mendalam dalam sistem peringatan dan manajemen bencana di negara ini untuk mencegah terulangnya tragedi semacam ini di masa depan.