– Pada Senin (20/11), Rumah Sakit Indonesia di Gaza menjadi sasaran serangan oleh pasukan Israel. Dalam serangan tersebut, tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di rumah sakit tersebut, yaitu Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi, kini nasibnya masih belum jelas.
Ketua Presidium MER-C, Dr. Sarbini Abdul Murad, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat menghubungi ketiga relawan tersebut. Meskipun demikian, informasi terakhir menyatakan bahwa mereka masih dalam keadaan baik.
Kontak terakhir dengan para relawan ini terjalin pada Jumat, 10 November 2023. Sejak saat itu, tidak ada lagi informasi terkini mengenai keadaan mereka.
MER-C, yang merupakan inisiator dan pengelola Rumah Sakit Indonesia di Gaza, telah berupaya maksimal untuk memastikan keberadaan para relawan. Upaya ini dilakukan untuk memastikan juga kondisi kesehatan mereka.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri telah kehilangan kontak dengan ketiga relawan MER-C di rumah sakit tersebut.
BACA JUGA : Joe Biden: Gaza dan Tepi Barat Harus Kembali di Bawah Otoritas Palestina
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran terkait kesejahteraan dan keselamatan mereka. Pihak terkait sedang melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan informasi terbaru tentang keadaan mereka.
Menurut laporan media Al-Jazeera, serangan ke Rumah Sakit Indonesia menyebabkan delapan orang tewas dan melukai sejumlah staf medis.
Meskipun tiga WNI tersebut sebenarnya telah dimasukkan dalam rencana evakuasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri, mereka memilih untuk tetap bertahan di Gaza. Keputusan ini diambil dengan tujuan memberikan bantuan kepada korban perang di wilayah tersebut.
Israel sejak awal November telah menargetkan Rumah Sakit Indonesia dengan tuduhan bahwa fasilitas sipil ini menjadi basis operasi Hamas.
BACA JUGA : Otoritas Arab Saudi Tangkap Jemaah Umrah karena Mengenakan Keffiyeh Palestina
Tuduhan ini dengan tegas disangkal oleh MER-C, yang terlibat dalam pembangunan rumah sakit di Gaza dan menyertakan bukti-bukti yang mendukung klaim mereka.
MER-C menyadari bahwa tuduhan tersebut hanyalah alasan untuk menyerang Rumah Sakit Indonesia, dan mereka terus berupaya untuk membuktikan bahwa fasilitas kesehatan ini berfungsi semata-mata sebagai tempat pelayanan medis dan kemanusiaan.
Sementara itu, dunia internasional terus memantau perkembangan situasi di Gaza, khususnya dalam upaya untuk mendapatkan informasi terkait nasib tiga relawan WNI yang masih belum jelas.
Sumber: Kumparan