NongkiNgopi.com – Terjadinya Gempa Bumi adalah gerakan tak terduga pada permukaan bumi. Ketika dua bagian permukaan bumi bergerak secara tiba-tiba satu sama lain karena gaya tektonik, gempa bumi terjadi. Sejumlah besar energi dilepaskan dalam bentuk getaran dan getaran seperti ini disebut gempa tektonik.
Bagaimana Gempa Bumi Terjadi?
Gempa bumi terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak secara tiba-tiba satu sama lain. Ketika lempeng ini bergerak, energi dilepaskan dalam bentuk getaran yang menjalar melalui bumi.
Pada titik awal gempa, yang disebut fokus, getaran paling kuat terjadi, sedangkan pada titik tepat di atasnya di permukaan bumi, yang disebut episentrum, getaran tidak sekuat di pusat.
Cabang ilmu yang menangani studi tentang gempa bumi disebut seismologi, dan para ahli yang mempelajari gelombang seismik disebut .
Jenis-jenis Gelombang Seismik
Ada tiga jenis gelombang seismik yang menyebar ke segala arah dari fokus, yaitu gelombang p, s, dan l. Gelombang kompresi adalah yang pertama mencapai stasiun pencatatan gempa bumi karena mereka bergerak 1,7 kali lebih cepat dari gelombang geser dan oleh karena itu disebut gelombang primer atau p, sedangkan gelombang geser disebut gelombang sekunder atau s.
Gelombang primer menyebabkan partikel batuan bergetar maju-mundur searah gelombang, sedangkan gelombang sekunder menyebabkan partikel bergetar secara bersilangan terhadap arah gelombang.
Ketika p dan s mencapai permukaan bumi, mereka diubah menjadi gelombang panjang l yang berjalan sepanjang permukaan dengan getaran horizontal tegak lurus terhadap arah gelombang, disebut gelombang Love atau Rayleigh karena mereka juga bergerak seperti gelombang laut. Guncangan paling hebat dan kerusakan yang menyertainya disebabkan oleh gelombang l.
BACA JUGA : Perbedaan Geologi dan Geografis
Pengukuran
Untuk mengukur magnitudo gempa bumi, digunakan skala Richter. Skala tersebut diatur sedemikian rupa sehingga setiap satuan pada skala setara dengan 30 kali energi yang dilepaskan oleh satuan sebelumnya. Sedangkan magnitudo 2 jarang dirasakan, magnitudo 7 menunjukkan batas bawah kerusakan yang signifikan, dan magnitudo 10 sangat jarang terjadi.
Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalaman fokus, gempa bumi diklasifikasikan menjadi tiga jenis: dangkal, menengah, dan dalam. Gempa dangkal terjadi pada kedalaman kurang dari 70 km di bawah permukaan bumi, sedangkan gempa menengah terjadi pada kedalaman antara 70 km hingga 300 km. Gempa dalam terjadi pada kedalaman lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
Dampak
Gempa bumi dapat memiliki dampak yang sangat merusak pada manusia dan lingkungan. Dampaknya termasuk kerusakan bangunan dan infrastruktur, hilangnya nyawa manusia, dan bahkan tsunami jika gempa bumi terjadi di laut. Dalam beberapa kasus, gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ekonomi dan lingkungan.
Untuk mengurangi dampak gempa bumi, banyak upaya mitigasi telah dilakukan, termasuk membangun bangunan yang tahan gempa, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan keamanan dan kesiapsiagaan masyarakat.
Selain itu, pendidikan dan penelitian terus dilakukan untuk memahami dan memprediksi gempa bumi dengan lebih akurat dan efektif. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi di masa depan.
BACA JUGA : Teori Pergerakan Lempeng Tektonik di Indonesia
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang terjadinya gempa bumi dan beberapa aspek terkait dengan fenomena ini. Mulai dari definisi gempa bumi, bagaimana gempa bumi terjadi, cabang ilmu yang mempelajari gempa bumi, jenis-jenis gelombang seismik, pengukuran gempa bumi, hingga klasifikasi gempa bumi berdasarkan kedalaman pusat gempa.
Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan dan kesadaran kita tentang pentingnya memahami fenomena alam yang terjadi di sekitar kita, termasuk gempa bumi, dan bagaimana kita dapat mempersiapkan diri menghadapinya.