Konsumsi Daging
nongkingopi.com – Saat nenek moyang vegetarian kita mulai memakan daging sekitar 2 juta tahun yang lalu, itu bukan hanya karena binatang memiliki rasa enak, tetapi murni karena kebutuhan.
Perubahan iklim membuat banyak dari tumbuhan yang diandalkan nenek moyang berkurang, dan daging memenuhi kekurangan itu. Sejak penemuan api, daging menjadi bagian pokok dari diet manusia.
Nutrisi dalam Daging dan Kesehatan Manusia
Secara biologis, kita perlu makan untuk 3 alasan: Untuk energi, untuk memperoleh bahan-bahan untuk membuat sel-sel kita, dan untuk mendapatkan molekul spesial yang tidak bisa dibuat oleh tubuh kita sendiri.
Energi dan banyak dari bahan-bahan datang dari 3 makronutrien: lemak, karbohidrat, dan protein. Protein adalah sumber paling penting untuk memperbaiki dan mengisi kembali struktur sel kita.
BACA JUGA : Manfaat Kopi Bagi Kesehatan: Menjaga Kesejahteraan Tubuh dan Pikiran
Molekul spesial terdiri dari berbagai macam vitamin dan mineral yang kita butuhkan untuk mendorong proses metabolisme. Daging menyediakan kita dengan sebagian besar dari 3 hal ini.
Daging kaya asam amino, mineral (seperti zat besi, seng), dan vitamin B12 yang langka di tumbuhan. Hanya 1 nutrisi penting yang tidak terkandung dalam mayoritas daging yang kita konsumsi: vitamin C.
Risiko Kesehatan Terkait Konsumsi Daging
Masalah mulai muncul dengan konsumsi tinggi daging merah, seperti daging sapi, veal (juga daging sapi), babi, domba, kuda, dan kambing.
Sebuah penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan merekomendasikan hanya 23 gram daging merah per hari, yang setara dengan sebuah steak kecil setiap minggu.
Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi 100 gram daging merah setiap hari meningkatkan resiko diabetes sebesar 19%, stroke sebesar 11%, dan kanker kolorektal sebesar 17%.
BACA JUGA : Dampak Negatif TikTok terhadap Mental dan Nalar Pengguna
Mayoritas penelitian yang menyangkut resiko kesehatan terkait konsumsi daging merah didasarkan pada penelitian kontrol kasus.
Metode ini sulit untuk mengeliminasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Orang yang tidak memakan banyak daging secara umum cenderung memiliki gaya hidup yang lebih sehat.
Penelitian berusaha mengeliminasi faktor-faktor tersebut, tetapi sulit untuk membuat pernyataan definitif.
Dampak Daging Olahan terhadap Kesehatan
Daging olahan, seperti bacon dan sosis, mengandung bahan kimia berbahaya seperti nitrat dan nitrit yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sistem pencernaan dan meningkatkan risiko kanker.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik bagi manusia, dan daging merah sebagai zat yang “mungkin karsinogenik bagi manusia”.
BACA JUGA : Berapa Kali Mengunyah Makanan untuk Mencapai Pencernaan Yang Optimal
Cara pengolahan daging juga dapat mempengaruhi risiko kesehatan. Pengolahan dengan cara dipanggang ringan biasanya lebih aman daripada metode pemrosesan lainnya seperti penggorengan dan pengasapan. Hal ini dapat menghasilkan zat berbahaya seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amin aromatik heterosiklik (HCA).