Gejala Infeksi Antraks
– Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah menyebabkan sejumlah warga terinfeksi penyakit ini.
Salah seorang warga, seorang pria berusia 73 tahun dari Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, bahkan meninggal dunia akibat terpapar antraks.
Antraks adalah penyakit bakterial yang bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala antraks pada manusia dan cara mengobatinya.
Apa Itu Antraks?
Antraks adalah penyakit bakterial akut yang menular pada manusia dan hewan, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Istilah “antraks” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “batubara,” mengacu pada perubahan warna kulit korban yang terkena antraks menjadi hitam. Penyakit ini umumnya menyerang hewan herbivora liar dan ternak.
Antraks dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, tetapi tidak dapat ditularkan antara manusia.
Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berbentuk batang, tidak bergerak, dan membentuk spora.
Ketika dalam bentuk vegetatif, bakteri ini dapat berkembang biak di dalam tubuh, tetapi akan segera berubah menjadi spora saat berada di luar tubuh dan terpapar udara. Spora ini dapat menyebar melalui air hujan.
Hewan ternak dapat terinfeksi antraks jika memakan pakan atau minum air yang terkontaminasi spora antraks.
Ternak yang terinfeksi kemudian dapat menularkan penyakit ini kepada ternak lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya.
Cairan ini kemudian mencemari tanah sekitarnya dan menjadi sumber wabah antraks selanjutnya.
Gejala Antraks pada Manusia
Bakteri antraks dapat menginfeksi manusia melalui tiga cara: melalui kulit yang lecet, abrasi, atau luka; melalui saluran pernapasan karena inhalasi spora antraks; dan melalui saluran pencernaan karena mengkonsumsi bahan makanan yang terkontaminasi bakteri antraks, misalnya daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan sempurna. Berikut adalah gejala antraks pada manusia:
1. Antraks Kulit
Antraks kulit adalah tipe antraks yang paling umum di Indonesia, dengan lebih dari 95% kasus. Biasanya penderita memiliki riwayat pekerjaan yang sering berkontak dengan hewan atau produk hewan.
Bagian tubuh yang sering terkena adalah kepala, leher, dan ekstremitas, meskipun bagian kulit lainnya juga dapat terinfeksi.
Selain perubahan pada kulit, gejala lain yang mungkin muncul adalah demam, sakit kepala, malaise (kelelahan), dan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah terdekat.
2. Antraks Saluran Pencernaan
Infeksi antraks pada saluran pencernaan dapat terjadi jika seseorang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau spora antraks, seperti daging atau jeroan hewan yang tidak dimasak dengan sempurna. Gejala antraks saluran pencernaan terbagi menjadi dua jenis:
- Antraks Orofarinks: Gejalanya meliputi demam, sakit tenggorokan, lesi mukosa (selaput lendir) di mulut atau orofaring, daerah nekrosis (kematian jaringan), pembengkakan kelenjar getah bening di leher, kesulitan menelan, dan pembengkakan leher dan dada anterior yang mungkin memerlukan trakeostomi.
- Antraks Gastrointestinal: Gejala awalnya umumnya tidak spesifik, seperti mual, muntah, hilang nafsu makan, dan diare ringan. Namun, pada kasus yang parah, gejalanya bisa meliputi muntah darah, diare berdarah, dan asites masif (kumpulan cairan di rongga perut). Penderita juga mungkin mengalami sakit perut hebat, konstipasi, gastroenteritis akut, kelemahan umum, dan demam, serta memiliki riwayat kontak dengan hewan atau makanan yang terkontaminasi.
3. Antraks Saluran Pernapasan
Antraks paru-paru sangat jarang terjadi. Diagnosis dini antraks paru-paru sulit karena gejala klinisnya mirip dengan penyakit pernapasan lainnya.
Antraks paru-paru dapat terjadi akibat perluasan infeksi antraks kulit atau inhalasi spora antraks. Spora antraks yang dihirup masuk ke paru-paru melalui udara dan menyebar melalui saluran limfatik menuju kelenjar getah bening di mediastinum (ruang di antara paru-paru).
BACA JUGA : Penyebab Mudah Lupa: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Ingatan
Gejala klinis yang mungkin muncul meliputi kelelahan, kelemahan, demam ringan, dan batuk tidak produktif yang menyerupai bronkitis.
Cara Mengobati Antraks pada Manusia
Antraks pada manusia dapat diobati dengan antibiotik dan antitoksin. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan antraks:
1. Antibiotik
Semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik, termasuk antibiotik yang diberikan melalui infus intravena.
Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika seseorang memiliki gejala antraks guna meningkatkan peluang kesembuhan. Pemilihan antibiotik yang tepat akan disesuaikan dengan riwayat kesehatan individu.
2. Antitoksin
Ketika spora antraks memasuki tubuh, mereka berkembang biak dan menghasilkan toksin atau racun. Racun antraks inilah yang menyebabkan penyakit parah pada tubuh manusia.
Setelah toksin antraks berada di dalam tubuh, pengobatan yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan antitoksin.
Antitoksin digunakan bersamaan dengan metode pengobatan lainnya untuk menghentikan efek toksin antraks dalam tubuh.
Selain antibiotik dan antitoksin, perawatan medis lainnya mungkin diperlukan untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang muncul akibat infeksi antraks.
Dalam beberapa kasus, prosedur bedah seperti trakeostomi mungkin diperlukan untuk memperlancar saluran pernapasan atau mengatasi pembengkakan yang terjadi.
Penting untuk mencari perawatan medis segera jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau jika ada kemungkinan terpapar antraks.
Pemerintah setempat dan pihak kesehatan akan memberikan arahan dan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dalam menghadapi wabah antraks, termasuk penyuluhan tentang kebersihan, penanganan hewan yang mati mendadak, dan pengendalian lingkungan.