Astronomi

Dampak Badai Matahari pada Bumi yang dapat Menyebabkan “Kiamat” Internet

Badai Matahari merupakan ledakan besar dari permukaan matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens.

– Badai Matahari merupakan ledakan besar dari permukaan matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens.

Setiap huruf mewakili peningkatan 10 kali lipat dalam output energi, mirip dengan Skala Richter yang mengukur kekuatan gempa bumi.

Badai Matahari kelas X adalah badai yang paling kuat; lalu ada badai kelas M yang 10 kali lebih kecil dari suar kelas X; kelas C; kelas B; dan terakhir suar kelas A yang terlalu lemah untuk mempengaruhi Bumi secara signifikan.

Dalam setiap kelas huruf, skala yang lebih halus dari 1 hingga 9 memberikan penilaian badai yang lebih presisi dengan angka yang lebih besar mewakili badai yang lebih kuat dalam kelas tersebut.

Meski demikian, NASA menyebut dampak Badai Matahari terhadap Bumi secara umum tidak perlu dikhawatirkan.

Suar Matahari ini tidak mengandung energi yang cukup untuk menyebabkan kerusakan permanen pada Bumi.

Dampak Badai Matahari terhadap Bumi

Berikut adalah beberapa dampaknya terhadap Bumi:

1. Aurora

Suar kelas-M dan kelas-X yang kuat dan dapat memicu CME. Perilaku ini dapat mengganggu magnetosfer Bumi dan mengakibatkan badai geomagnetik.

Fenomena seperti itu dapat memunculkan aurora lebih dekat ke ekuator ketimbang yang mungkin terjadi selama kondisi tenang.

2. Pengaruh Gelombang Radio

Medan magnet dari badai Matahari tercipta dari gas bermuatan listrik yang menghasilkan arus listrik yang bertindak sebagai dinamo magnetik di dalam matahari.

Medan magnet ini berputar dan menata ulang diri mereka sendiri karena sifat turbulen gas yang dihasilkannya.

Perilaku medan magnet yang tidak stabil ini yang juga dikenal sebagai aktivitas matahari, dapat memicu letusan suar matahari dari permukaan yang melepaskan sejumlah besar radiasi elektromagnetik.

Cuaca antariksa akan banyak berdampak pada gangguan sinyal radio frekuensi tinggi (HF), navigasi berbasis satelit dan GPS.

3. Pemadaman Listrik

Pada 1989, Badai Matahari besar disertai lontaran massa korona (CME) menghantam Bumi, membuat seluruh provinsi Quebec, Kanada mengalami pemadaman listrik selama 12 jam.

Ledakan badai matahari memicu badai geomagnetik di Bumi, menghasilkan aurora borealis, atau cahaya utara yang dapat dilihat hingga ke selatan Florida dan Kuba.

4. Gangguan Astronaut

Badai matahari juga dapat memancarkan partikel bermuatan yang bergerak cepat, yang membawa banyak energi dan dapat membahayakan astronaut dan wahana antariksa yang mengorbit Bumi.

Selama badai ini, para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus mencari tempat berlindung sehingga semua aktivitas di luar angkasa dihentikan.

5. Kiamat Internet

Badai Matahari super berpotensi memicu gangguan internet yang parah. Peluangnya mencapai 1,6 persen hingga 12 persen per dekade.

CME dapat menghasilkan arus induksi geomagnetik (GIC) di permukaan Bumi melalui induksi elektromagnetik.

“Dalam kasus ekstrem,” jelas Abdu Jyothi dikutip dari situs universitasnya, “GIC berpotensi masuk dan merusak kabel jarak jauh yang merupakan tulang punggung (backbone) Internet.”

Gangguan internet, katanya, selama satu hari di AS saja diperkirakan memicu kerugian lebih dari US$7 miliar. “Bagaimana jika jaringan tetap (fixed broadband) tidak berfungsi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan?” cetus Jyouthi.

BACA JUGA : Fenomena Langit Bulan Juli 2023: Fase Bulan hingga Hujan Meteor

Badai Matahari memberi efek berbeda pada tiap bagian Bumi, mulai dari memengaruhi gelombang radio, pemadaman listrik, hingga ‘kiamat’ internet.

Meski demikian, NASA menyebut dampaknya terhadap Bumi secara umum tidak perlu dikhawatirkan.

Related Posts

1 of 2