– Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, telah menarik perhatian publik dengan sikap tegasnya terkait rencana perampasan aset Ponpes Al Zaytun sebagai ghanimah.
Ghanimah adalah harta rampasan dari musuh Islam akibat berperang, namun Panji Gumilang dengan tegas menolak ide ini.
Ia menyatakan bahwa aset Ponpes Al Zaytun adalah milik bangsa Indonesia dan seharusnya tidak digunakan sebagai harta rampasan.
Meskipun dihadapkan pada kemungkinan perampasan dana dan aset Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang tidak gentar.
Dalam pertemuan dengan jemaahnya, ia bertanya apakah mereka masih sanggup menjalankan pendidikan seperti biasa jika aset tersebut benar-benar dirampas.
Dengan penuh semangat, jemaah menyatakan kesiapannya untuk tetap melanjutkan pendidikan.
Dalam keberanian yang luar biasa, Panji Gumilang berjanji akan membangun kembali Ponpes Al Zaytun jika seluruh dana dan aset dirampas.
Bahkan, ia menegaskan bahwa pondok pesantren akan dikembangkan sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Komitmen ini menunjukkan kesungguhan dan cinta Panji Gumilang terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
BACA JUGA : Pablo Benua Siap Bertindak: Melindungi dan Mendukung Operasional Al Zaytun!
Panji Gumilang juga mengajak jemaahnya untuk memiliki sikap mental memberi daripada terus meminta. Ia percaya bahwa persatuan bangsa akan terwujud jika setiap individu mampu memberikan kontribusi nyata tanpa selalu mengandalkan bantuan dari pihak lain.
Dengan sikap saling memberi, Panji Gumilang meyakini bahwa Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, dapat benar-benar terlaksana dalam kehidupan sehari-hari di Ponpes Al Zaytun.
Ia menegaskan bahwa Pancasila tidak mengajarkan untuk merampas harta orang lain atau menggunakan harta negara untuk kepentingan pribadi.
Pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara menjadi bagian dari visi dan misi Ponpes Al Zaytun di bawah kepemimpinannya.
Dalam ceramahnya, Panji Gumilang menekankan semangat “Remontada,” tema 1 Muharram yang dipilih, sebagai manifestasi optimisme dan tekad kuat dari dirinya dan para jemaah Ponpes Al Zaytun.
Meskipun menghadapi kemungkinan perampasan aset, semangat ini menunjukkan bahwa mereka tidak akan menyerah di hadapan cobaan.
BACA JUGA : Duka Para Warga Singkawang yang Teraniaya di Myanmar Saat Mencari Penghidupan di Luar Negeri
Pernyataan Panji Gumilang tentang penolakan perampasan aset Ponpes Al Zaytun sebagai ghanimah dan komitmennya untuk membangun kembali sepuluh kali lipat telah mencuri perhatian publik.
Sikap teguhnya dalam menghadapi kemungkinan perampasan menunjukkan semangat dan kesetiaannya terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Panji Gumilang juga mendorong jemaahnya untuk memiliki mental memberi dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat “Remontada” yang dipancarkannya menunjukkan bahwa Ponpes Al Zaytun tidak akan mudah menyerah dan akan tetap berjuang melangkah maju meskipun dihadapkan pada tantangan besar.