BeritaHealthLife StyleViral

Viral! Pandemi 2.0 yang Beredar di Media Sosial, Begini Kata Pemerintah dan Kemenkes

Pandemi 2.0 ini pertama kali mencuat melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok. Ahli epidemiologi Tifauzia Tyassuma, yang lebih dikenal sebagai Dokter Tifa, adalah salah satu yang turut membahasnya.

– Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh berita tentang “Pandemi 2.0” yang menjadi viral di media sosial. Istilah ini memicu kekhawatiran dan keresahan di kalangan publik, yang mengingatkan pada masa-masa sulit saat pandemi Covid-19 melanda.

Pertanyaan utama yang muncul adalah, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Pandemi 2.0”?

Pandemi 2.0 ini pertama kali mencuat melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok. Ahli epidemiologi Tifauzia Tyassuma, yang lebih dikenal sebagai Dokter Tifa, adalah salah satu yang turut membahasnya.

Melalui akun Twitter , Dokter Tifa mengungkapkan bahwa Pandemi 2.0 yang awalnya dijadwalkan untuk tahun 2025, kini dijadwalkan lebih awal, yaitu pada tahun 2023.

“Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan lockdown, WFH, dan aturan pakai masker,” ungkap Dokter Tifa. Alasan yang diberikan untuk langkah-langkah ini adalah polusi udara, dengan penyebaran chemtrails, DEW (Direct Energy Weapon) yang mengakibatkan kebakaran hutan dan gedung-gedung, serta penghitaman langit yang disebabkan oleh jelaga batubara atau BBM.

Namun, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi, memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak langsung mempercayai informasi-informasi yang belum memiliki bukti ilmiah yang kuat.

BACA JUGA : Gerhana Matahari Cincin: Fenomena Langit Spektakuler pada 14 Oktober 2023

Ketua DPR RI, Puan Maharani, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai virus Covid-19 varian baru yang diberi nama EG. 5.1 (Eris). Varian ini telah terdeteksi di enam provinsi Indonesia.

Meskipun Indonesia telah memasuki fase endemi, Puan Maharani tetap menekankan pentingnya antisipasi terhadap varian ini. Imbauan ini diberikan agar tidak menyebabkan lonjakan kasus baru yang dapat merugikan masyarakat.

Menurut data Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, varian Eris telah mendominasi Indonesia sejak Juli hingga Agustus 2023, dengan lebih dari 20 persen kasus positif.

Dalam merespons kabar tentang “Pandemi 2.0” dan potensi lockdown, Kementerian Kesehatan Indonesia telah memberikan klarifikasi.

Dr. Maxi Rein Rondonuwu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, telah mengonfirmasi bahwa rumor ini tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak berdasar.

BACA JUGA : Ini Dia Detik-detik Mengerikan! Penumpang Pesawat Batik Air Teriak Histeris saat AC dan Lampu Kabin Mati saat Take Off!

“Siapa yang bilang begitu? Kenapa dasarnya?” tegas Maxi dalam pernyataannya. Ia juga mengingatkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia saat ini berada di tingkat yang sangat rendah.

Proses surveilans terus berjalan setiap hari untuk memantau perkembangan apakah ada kasus baru atau tidak.

Dengan demikian, sementara pandemi 2.0 menjadi perbincangan, penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan bersikap waspada terhadap informasi yang dapat memicu kepanikan.

Kementerian Kesehatan juga terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga situasi kesehatan masyarakat dan mengendalikan penyebaran virus, termasuk varian Eris Covid-19.

BACA JUGA :

Related Posts

1 of 81