– Pemimpin Chechnya yang kontroversial, Ramzan Kadyrov, baru-baru ini memicu kontroversi baru dengan memuji tindakan keras putra remajanya, Adam, yang dituduh memukuli seorang tahanan yang diduga membakar salinan Al Quran.
Komentar kontroversial ini dibagikan oleh Kadyrov melalui platform Telegram, memberikan publisitas lebih lanjut pada insiden yang telah memicu perdebatan luas tentang hak asasi manusia dan kebebasan beragama di Chechnya.
Kadyrov mengunggah video yang menampilkan seorang pemuda berpakaian warna khaki yang menyerang seorang tahanan yang meringkuk di kursi.
Aksi kekerasan tersebut mencakup pukulan, tendangan, dan tamparan yang mengakibatkan tahanan terjatuh ke lantai.
Dalam komentarnya, Kadyrov dengan bangga menyatakan bahwa video tersebut adalah bukti nyata dari insiden yang telah dilaporkan sebulan sebelumnya. “Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar,” kata Kadyrov.
Pernyataan kontroversial ini memunculkan kekhawatiran serius tentang penggunaan kekerasan dan penyalahgunaan kekuasaan di Chechnya.
Meskipun tidak ada informasi lebih lanjut tentang kondisi tahanan yang diserang, insiden tersebut menciptakan ketidakpastian. Ketidakpastian ini berkaitan dengan perlindungan hak asasi manusia di negara tersebut.
Kadyrov juga menyatakan dukungannya yang kuat terhadap putra remajanya, Adam. Ia menggambarkan Adam sebagai individu yang berjuang untuk kehormatan, martabat, dan agama. Ini adalah tindakan yang sangat kontroversial yang terjadi di tengah-tengah perdebatan yang lebih luas tentang kebebasan beragama dan hak asasi manusia di Chechnya.
Tahanan yang menjadi korban dalam insiden ini adalah seorang pria bernama Nikita Zhuravel. Ia telah melaporkan serangan tersebut kepada ombudsman hak asasi manusia Rusia.
Zhuravel juga mengungkapkan bahwa ia telah mengadukan masalah ini kepada rekannya di Chechnya. Insiden ini menyoroti pentingnya perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan beragama di wilayah ini.
Ramzan Kadyrov telah memimpin Chechnya dengan tangan besi sejak ia menjadi presiden pada tahun 2007. Pemimpin ini mengikuti jejak ayahnya, Akhmat, yang tragis tewas dalam ledakan bom pada tahun 2004.
BACA JUGA : Mengapa Banyak Orang di Eropa Meninggalkan Agama?
Ia dikenal mendapatkan dukungan dana dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membangun kembali wilayah mayoritas Muslim di Chechnya yang hancur akibat perang pada tahun 1990-an.
Selain itu, Kadyrov telah memberikan publisitas yang signifikan kepada ketiga putranya yang masih remaja. Tahun lalu, ia bahkan mengklaim akan mengirim mereka berperang untuk membela Rusia di Ukraina, meskipun tingkat keterlibatan mereka dalam konflik tersebut masih belum jelas.
Sementara itu, putra tertuanya, Akhmat, telah muncul dalam foto bersama dengan Putin di Kremlin. Hal ini telah memicu spekulasi tentang peran masa depannya sebagai penerus Kadyrov.
Selama beberapa waktu, kesehatan Kadyrov telah menjadi bahan perbincangan. Bulan ini, beredar rumor bahwa ia telah meninggal atau dalam keadaan koma.
Namun, pekan lalu, Kadyrov mengunggah pernyataan di Telegram yang menegaskan bahwa kesehatannya baik-baik saja. Ia juga menyatakan bahwa kunjungannya ke rumah sakit Moskow adalah untuk mengunjungi pamannya yang sedang sakit.
Kejadian ini menambah lapisan kontroversi pada kepemimpinan Ramzan Kadyrov dan menggambarkan tantangan yang terus dihadapi oleh masyarakat Chechnya dalam menjaga hak asasi manusia dan kebebasan beragama di tengah kondisi politik yang rumit.