Nongki Ngopi – Dalam insiden yang menghebohkan dan mendapat perhatian luas, seorang siswa dari diduga menjadi korban bullying yang sangat parah, seperti yang diungkapkan oleh Anisa Munawiroh dalam unggahan viralnya di berbagai platform media sosial.
Anisa, kakak korban, menyatakan keputusasaannya ketika adiknya terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Berdasarkan Instagram Story Anisa, adiknya kabarnya diculik oleh geng bernama sekitar pukul 10:00 pagi. Adik tersebut kemudian dikembalikan pada sekitar pukul 17:00.
BACA JUGA : Sosok Hendri Cahaya Putra Terduga Pelaku Pencabulan 30 Anak, Ternyata Seorang Lulusan Cum Laude
Selama periode mengerikan ini, anggota geng PARMAN diketahui telah melakukan perbuatan memalukan terhadap korban, seperti memaksa korban mengkonsumsi lumpur, menghisap sendal, memakan daun dan ranting, serta bahkan memaksa korban untuk mengonsumsi air ludah mereka.
“Miris??!!! Oh tentu. Tidak sampai disitu!! Adik saya juga DISIKSA, DITENDANG, DIPUKUL, DAN TANGANNYA DI BAKAR DAN DIUKIR DENGAN API ROKOK DAN KUNCI YANG SUDAH DI PANASI API!!!!,” tulis Anisa di akun Instagramnya @anisamunawirohlbs, seperti dikutip oleh kegblgnunfaedh pada Minggu (26/11).
Telah terungkap bahwa geng PARMAN, yang terdiri dari sekitar 20 orang, termasuk beberapa alumni MAN 1 Medan. Anisa menegaskan bahwa keluarganya akan mengambil tindakan hukum terhadap para pelaku.
Mereka tidak akan memberi ampun kepada mereka yang bertanggung jawab atas perbuatan bullying.
Awalnya tidak mengetahui dalang di balik penculikan dan tindakan bullying, Anisa kemudian mengidentifikasi Fauzie Alrasyid. Fauzie adalah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, jurusan Hukum Syariah, dan anak seorang hakim.
BACA JUGA : Sosok Belinda Christina Sianto, Yang Menjadi Kontroversi di Juara MasterChef Indonesia Season 11
“Ternyata salah satu anggota geng parman.komo3 parman_solidarity.13. Ngeri kali ya pergeng-gengan ini! Denger denger anak ini bapaknya hakim? Gak goyang juga mau apapun status bapakmu,” tulis Anisa. Keluarga bersumpah untuk mengejar keadilan tanpa memandang koneksi keluarga tersangka.
Insiden yang menyedihkan ini menyoroti perlunya campur tangan terhadap bullying di institusi pendidikan, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Tekad keluarga untuk mencari keadilan mengirimkan pesan kuat melawan tindakan kejam seperti ini, mendesak pihak berwajib untuk mengambil tindakan cepat dan tegas terhadap para pelaku.