– Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui hari yang sulit bagi militer Israel di Gaza pada Rabu, 13 Desember, ketika Hamas meluncurkan serangan paling mematikan sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023.
Dalam dua bulan perang, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 18 ribu warga tewas, sementara Israel melaporkan 1.200 kematian akibat serangan Hamas. Setelah gencatan senjata gagal diperpanjang pada awal Desember, Israel langsung membombardir Gaza.
Hamas merespons gempuran Israel dengan perlawanan sengit, menewaskan sembilan tentara Israel, termasuk pejabat tinggi militer dan komandan batalion.
Meskipun demikian, Netanyahu bersikeras untuk melanjutkan operasi militer demi mengeliminasi Hamas, menolak seruan internasional untuk gencatan senjata.
BACA JUGA : Hak Veto di PBB: Inilah Negara ‘Superpower’ yang Memiliki Pengaruh Besar
“Kami akan melanjutkan ini sampai akhir, tidak ada pertanyaan lagi soal ini,” kata Netanyahu seperti dikutip dari Associated Press. “Saya katakan peristiwa ini menimbulkan sakit luar biasa dan tekanan internasional. Tidak ada yang bisa menghentikan kami, kami akan lanjut sampai akhir, sampai menang, tidak kurang.”
Sementara perang terus berlanjut di utara, Israel telah memperluas serangannya ke selatan sejak dua pekan lalu. Pusat pertempuran di selatan, Khan Younis diserang dengan menyasar dua gedung. Serangan ini menewaskan sejumlah warga lokal, termasuk anak-anak, lansia, dan perempuan.
Meskipun Israel selalu menyatakan akan menghindari korban warga sipil, banyaknya korban di kalangan penduduk sipil menjadi sumber kontroversi.
Israel menyalahkan Hamas, mengklaim bahwa mereka bersembunyi di antara warga sipil dan menyimpan senjata di bangunan-bangunan sipil.
Pertempuran meletus di Rafah, di mana serangan Israel mengakibatkan kehilangan nyawa 19 warga sipil. Laporan tersebut disampaikan oleh rumah sakit setempat.
Konflik ini semakin meruncing, dengan Netanyahu bertekad untuk terus melakukan operasi militer di Gaza, meski tekanan internasional untuk gencatan senjata terus meningkat.
Sumber: Kumparan