– Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menghadapi goncangan signifikan setelah survei terbaru dari LSI Denny JA menunjukkan perubahan dramatis dalam elektabilitas mereka. Untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun, PDIP terlempar dari posisi puncak oleh Gerindra, mengguncang panggung politik Indonesia.
Survei ini memberikan Gambaran yang mendalam tentang dinamika politik di tanah air, dengan hasil elektabilitas partai politik yang mengejutkan. Berikut rincian hasil survei berdasarkan nomor urut:
- Gerindra: 19,5%
- PDIP: 19,3%
- Golkar: 11,6%
- Demokrat: 3,6%
- PAN: 3,3%
- PPP: 2,9%
- PKS: 7,3%
- PKB: 7,7%
- PSI: 1,5%
- Perindo: 1%
- Hanura: 1%
- Gelora: 0,3%
- Partai Buruh: 0,2%
- PKN: 0,2%
- PBB: 0%
- Garuda: 0%
- Ummat: 0,1%
Hasil ini memunculkan spekulasi dan diskusi luas di media sosial, terutama di Twitter, di mana tagar “selamat tinggal PDIP” menjadi viral.
Banyak kalangan menyebutkan sejumlah alasan potensial di balik penurunan elektabilitas PDIP, termasuk kritik tajam yang kerap dilontarkan oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP.
Megawati dikritik karena sering melontarkan komentar pedas yang membuat publik gempar. Beberapa kritik tersebut ditujukan kepada tukang baso, ibu-ibu pengajian, bahkan Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA : Perjuangan 4 Tahun Hancur! Wanita Bakar Ijazah S1 Pacar Hanya Karena Helm Tak Dikembalikan
Bahkan, pemilihan warna dasi Presiden Jokowi yang menggunakan warna kuning dianggap sebagai isyarat. Ada pandangan bahwa Jokowi mendukung Gerindra dan tidak lagi mendukung PDIP.
Banyak analis politik berpendapat bahwa respons keras Megawati terhadap berbagai isu telah merugikan citra partai. Meskipun PDIP masih berada di posisi ketiga dalam survei, penurunan signifikan ini menandai perubahan dinamika politik yang mungkin memiliki dampak besar pada pemilihan mendatang.
Tentu saja, perubahan elektabilitas ini juga memberikan peluang bagi partai-partai lain, terutama Gerindra, yang berhasil menyalip PDIP dan berada di peringkat kedua dalam survei tersebut.
Menyikapi hasil survei ini, PDIP mungkin perlu melakukan evaluasi mendalam terkait strategi dan pesan politik mereka. Sementara itu, publik dan pengamat politik akan terus mengamati perkembangan lanjutan menjelang pemilihan, dengan pertanyaan besar tentang arah politik Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.
Sumber: infoIndonesia