Viral

Video Viral TikTok Menunjukkan Filter Kamera Deteksi “Hantu” 811 Tahun

Dalam video tersebut, pengguna mencoba berbagai ekspresi wajah, namun kebingungan terjadi ketika filter kamera mendeteksi seorang pria berusia 811 tahun.

Sebuah unggahan video di media sosial, khususnya , telah mencuri perhatian pengguna. Video tersebut, diunggah oleh akun TikTok dengan username @abram*** pada Jumat (26/1/2024), memperlihatkan seorang pria tengah menggunakan filter ekspresi di kamera aplikasi tersebut.

Dalam video tersebut, pengguna mencoba berbagai ekspresi wajah, namun kebingungan terjadi ketika filter kamera mendeteksi seorang pria berusia 811 tahun. Menariknya, dalam frame video tersebut, hanya tampak satu orang laki-laki yang merupakan pengunggah.

“Hantu berumur 811 tahun terdeteksi kamera,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Kemudian, muncul pertanyaan seputar apakah hantu benar-benar bisa terdeteksi dalam kamera atau hanya kesalahan dari filter yang digunakan. Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Rosihan Ari Yuana, Dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

BACA JUGA : Mengungkap Misteri Tuyul, Mengapa Mereka Enggan Berkunjung ke Bank?

Menurut Rosihan, filter kamera dalam sebuah aplikasi menggunakan machine learning untuk mendeteksi karakter wajah manusia. Aplikasi tersebut perlu dilatih terlebih dahulu dengan berbagai sampel foto yang mencakup berbagai ekspresi wajah. Semakin banyak data yang diberikan untuk dipelajari oleh mesin, semakin valid pula hasil deteksi.

Namun, Rosihan menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ada satu pun teknologi filter di computer vision yang dapat valid mendeteksi hantu. Wajah hantu yang muncul di mesin pencarian internet hingga kini belum ada yang dapat dianggap valid.

“Jadi dapat dikatakan wajah hantu yang beredar di mesin pencarian itu belum ada yang valid,” ungkap Rosihan.

Rosihan menjelaskan bahwa fenomena seperti ini dapat disebabkan oleh potensi error pada filter atau adanya kesalahan pada algoritma aplikasi. Hal ini bisa mengakibatkan kesalahan pada sensor dan munculnya false positive, yaitu kesalahan pada algoritma program yang menunjukkan adanya gejala, sinyal, atau objek yang sebenarnya tidak ada.

“Fenomena ini umumnya disebut false positive atau false alarm,” ujarnya.

Rosihan juga memberikan analogi dengan fenomena serupa yang pernah terjadi pada sensor mobil listrik Tesla beberapa waktu lalu. Pada kasus tersebut, terdapat kesalahan pada perangkat lunak sensor Tesla yang menyebabkan objek sebenarnya terdeteksi sebagai hantu.

BACA JUGA : Mengenal Sosok TikToker Rahma Azzahra Putri Hariyadi yang Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan di Tol Jagorawi

Oleh karena itu, Rosihan menyarankan agar fenomena ini ditanggapi dengan santai dan tidak berlebihan. Ia juga menambahkan bahwa filter kamera dapat diisi dengan fake filter untuk tujuan hiburan, yang membuat seolah-olah ada hantu yang terdeteksi.

Related Posts

1 of 36