– Di Indonesia, tren penggunaan Internet of Things (IoT) terus meningkat pesat. Namun, masih terdapat kendala dalam pengembangan teknologi ini, yakni kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dalam bidang IoT. Meskipun kebutuhan akan SDM IoT cukup tinggi, talenta yang menguasai bidang tersebut masih minim.
Survei Literasi Digital yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di 34 provinsi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa kemampuan adaptasi teknologi masyarakat Indonesia masih relatif rendah.
Kemampuan ini meliputi adaptasi terhadap teknologi IoT, akses informasi, literasi data, komunikasi, kolaborasi, serta keamanan digital.
Survei tersebut menunjukkan skor keseluruhan literasi digital Indonesia mencapai 3,47 dari total 5, menandakan masih terdapat ruang untuk peningkatan.
Meskipun tantangan SDM IoT di Indonesia, terdapat potensi yang besar dalam pengembangan teknologi ini. Kementerian Kominfo mencatat bahwa jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta pada tahun 2022 dan diprediksi akan terus meningkat hingga 678 juta perangkat pada tahun 2025, terutama setelah hadirnya layanan 5G.
Hal ini menunjukkan potensi yang besar dalam penerapan IoT di berbagai sektor, seperti industri, kesehatan, pertanian, dan lainnya.
BACA JUGA : Huawei MatePad Air: Tablet Mewah dengan Desain Bodi yang Sangat Tipis
Salah satu kendala dalam pengembangan IoT di Indonesia adalah kekurangan SDM yang memiliki kompetensi dalam operasional IoT.
Menurut Nur Islami Javad, Vice President Startup Bandung/Chief Digital eCommerce Fintech Sharing Vision, talenta operational IoT yang mumpuni masih terbatas.
Di level operasional, terdapat kebutuhan yang tinggi akan SDM yang mampu mengoperasikan, melakukan maintenance, produksi, dan tugas-tugas terkait lainnya.
Permintaan akan talenta digital khusus IoT sangat tinggi di Indonesia. Banyak perusahaan, terutama startup, mencari SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang IoT.
Banyak alumni kampus di Bandung, terutama dari jurusan Teknik Industri, Teknik Fisika, Fisika, MIPA, Elektro, Informatika, Matematika, dan sejenisnya, direkrut untuk bekerja dalam posisi yang berhubungan dengan IoT.
Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan SDM IoT semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri IoT di Indonesia.
Telkom melalui Leap Telkom Digital telah aktif berkontribusi dalam menyiapkan SDM level operasional IoT. Telkom meluncurkan KiDi IoT, solusi IoT untuk pendidikan, dikembangkan oleh Antares, untuk pelajar dan guru SMK.
KiDi IoT Antares membantu sekolah dalam menggali potensi siswa di bidang IoT dan mendorong kreativitas dalam menciptakan berbagai macam usecase yang berhubungan dengan IoT.
Antares mengembangkan Kelas Industri Digital IoT (KiDi IoT) sebagai solusi untuk mendukung pengembangan SDM IoT di Indonesia.
KiDi IoT menyediakan berbagai fasilitas bagi pengguna, antara lain industrial grade sensor, platform aplikasi Antares yang tak terbatas, akses tak terbatas ke hit API, modul praktikum untuk IoT,