nongkingopi.com – China saat ini sedang melakukan proyek bor yang luar biasa di tengah gurun pasir, dengan rencana mencapai kedalaman ribuan meter di bawah kerak bumi.
Upaya ambisius ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan salah satu lubang bor terdalam dalam sejarah, tetapi juga untuk memecahkan rekor pengeboran tercepat yang pernah tercatat.
Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing untuk mencapai proyek ambisius, meliputi proyek militer, budaya, dan teknologi.
BACA JUGA : Didesak Masukkan Ukraina ke NATO, Biden Dihadapkan Risiko Serangan Balik Rusia
Salah satu proyek tersebut, yang dimulai oleh Amerika Serikat pada awal tahun 1960-an, adalah Proyek Mohole. Proyek ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan sampel dari batas kerak bumi dan mantel.
Sayangnya, upaya pengeboran Amerika tidak berhasil dan akhirnya ditinggalkan. Sebaliknya, proyek lubang buatan Uni Soviet yang dikenal sebagai Kola Superdeep Borehole terbukti sukses.
Terletak di antara reruntuhan situs proyek di Murmansk, Rusia, Kola Superdeep Borehole memiliki diameter hanya 23 sentimeter, tetapi mencapai kedalaman mencengangkan 12.262 meter selama sekitar 20 tahun.
Kemajuan Teknologi China
Berbeda dengan pendahulunya, Sinopec China telah mengembangkan teknologi pengeboran inovatif yang memungkinkan mencapai kedalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mengekstraksi sumber daya minyak dan gas.
Dengan menghadapi kekurangan pasokan minyak mentah hingga 30% setiap tahunnya, teknologi pengeboran baru ini menjadikan China sebagai salah satu negara yang mampu mengebor pada kedalaman lebih dari 10.000 meter.
BACA JUGA : Krisis Politik Mengguncang Israel! Pemerintahan Terancam oleh Pemberontakan Internal
Menyadari perlunya mengatasi kekurangan minyak mentah, China memulai Proyek Sandy One, dengan tujuan mengeksplorasi cadangan minyak dan gas di Dataran Tarim dan lokasi-lokasi sulit lainnya di seluruh negeri.
Prestasi Pengeboran China
Operasi pengeboran di China dimulai pada tanggal 30 Mei 2023, menandai awal upaya yang monumental.
Tim pengeboran berencana untuk menembus permukaan bumi hingga kedalaman mencengangkan 11.100 meter, yang diperkirakan akan membutuhkan sekitar 457 hari untuk diselesaikan.
Begitu tercapai, prestasi ini tidak hanya akan menetapkan salah satu lubang bor terdalam yang pernah ada, tetapi juga mencetak rekor baru untuk pengeboran tercepat yang pernah dilakukan.
Tantangan Infrastruktur dan Sistem Pendukung
Lokasi pengeboran di Dataran Tarim menghadirkan berbagai tantangan dan membutuhkan infrastruktur yang kuat.
Selain fasilitas pengeboran, berbagai sistem pendukung telah dipersiapkan, termasuk pencegah kebocoran gas, teknisi, dan peralatan lainnya yang penting.
Namun, kebutuhan infrastruktur yang paling krusial adalah pembangunan jalan raya. Mengingat lokasi pengeboran yang terpencil di tengah gurun pasir, adanya jaringan jalan yang handal menjadi sangat penting untuk tujuan logistik, transportasi minyak dari Dataran Tarim, dan peningkatan konektivitas di wilayah tersebut.
BACA JUGA : Perubahan Iklim Global: Dampak yang Nyata dan Solusi Inovatif untuk Masa Depan Bumi
Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, pembangunan jalan raya Gurun Karim dimulai pada tahun 1993 dan selesai pada tahun 1995.
Jalan ini membentang sejauh 562 kilometer, dengan sekitar 80% melewati Gurun Taklamakan yang luas. Prestasi ini menjadikan jalan raya Gurun Karim terkenal bukan hanya sebagai jalan terpanjang di dunia yang melintasi gurun pasir, tetapi juga sebagai rute transportasi penting untuk logistik, termasuk transportasi minyak dari Dataran Tarim.
Mengatasi tantangan pergerakan pasir dalam gurun, jalan raya ini dilengkapi dengan pola jerami berbentuk kotak yang bertujuan untuk mencegah pasir masuk ke jalan.
Biaya Infrastruktur di Gurun
Pembangunan jalan raya Gurun Karim dihadapkan pada tantangan keuangan yang besar karena kondisi dan medan yang ekstrem.
Setiap kilometer jalan memerlukan biaya yang mengesankan sebesar 14 juta dolar AS (setara dengan sekitar 203 miliar rupiah), menunjukkan investasi yang signifikan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur penting di lingkungan yang sangat ekstrem.