Akademi

Malam 1 Suro: Awal Bulan Pertama dalam Tahun Baru Jawa

Malam 1 Suro merupakan awal bulan pertama dalam Tahun Baru Jawa yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam Islam. Pada tahun 2023 ini, tanggal tepatnya jatuh pada 18 Juli malam.

Nongkingopi.com – Malam 1 Suro merupakan awal bulan pertama dalam Tahun Baru Jawa yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam Islam. Pada tahun 2023 ini, tanggal tepatnya jatuh pada 18 Juli malam. Malam ini memiliki makna sakral dan banyak dilakukan amalan-amalan baik.

Baca Juga: Israel Memberikan Dukungan yang Tak Terduga kepada Pemerintahan Palestina: Apa yang Terjadi?

Tradisi dan Ritual di Malam 1 Suro

Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) yang mengacu pada penanggalan Hijriah (Islam). Satu Suro sangat erat dengan budaya Jawa. Pada malam 1 Suro, terdapat berbagai tradisi yang dilakukan di Jawa Tengah, seperti kirab kerbau bule, kirab pusaka, dan sebagainya.

Di Kota Solo, terdapat beberapa ritual budaya yang dilakukan pada malam 1 Suro. Salah satunya adalah kirab kerbau bule di Keraton Kasunanan Surakarta. Selain itu, juga ada kirab pusaka di Pura Mangkunegaran Solo. Kedua ritual ini dilaksanakan pada malam Selasa, tanggal 18 Juli 2023.

Tradisi Bubur Suro dalam Merayakan Malam 1 Suro

Masyarakat Indonesia memiliki berbagai cara untuk merayakan Malam 1 Muharram atau 1 Suro. Salah satunya adalah tradisi memberikan bubur kepada masyarakat setempat yang disebut bubur suro. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa.

Bubur suro disajikan untuk memperingati hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak dengan aneka bumbu dan rempah tradisional seperti santan, serai, dan daun salam, sehingga memiliki rasa yang lebih gurih daripada bubur biasa. Tampilan dan lauk dari bubur suro dapat bervariasi tergantung daerahnya.

Komposisi dan Simbolisme Bubur Suro

Namun, sebagian besar bubur suro memiliki ciri khas yang sama, yaitu disajikan dengan kuah santan kuning, tahu, orek tempe atau teri, telur, dan kacang-kacangan. Menariknya, dalam sajian bubur suro harus terdapat tujuh jenis kacang. Selain itu, biasanya bubur suro juga ditaburi dengan suwiran jeruk Bali dan buah delima untuk menambah rasa asam yang khas.

Tujuh jenis kacang dalam bubur suro melambangkan tujuh hari dalam seminggu. Menyantap bubur suro yang berisi tujuh jenis kacang ini diharapkan dapat membawa berkah dan kelancaran dalam kehidupan setiap harinya.

Baca Juga: Potensi “Kiamat” Internet, Kemungkinan Masyarakat Bumi Terputus dari Akses Internet dalam Jangka Waktu yang Panjang

"Hanya manusia biasa yang mencoba menjalani hidup sebaik mungkin. Kami mungkin tidak sempurna, kadang-kadang membuat kesalahan, dan memiliki keterbatasan kami sendiri. Namun, kami juga memiliki potensi untuk tumbuh, belajar, dan berkembang dari…

Related Posts

1 of 17