– Baru-baru ini, para astronom telah mengamati bintang katai putih yang menarik perhatian mereka, diberi nama Bintang Janus.
Bintang ini dinamai terinspirasi dari Dewa Romawi kuno yang juga dikenal sebagai Janus. Dewa Janus digambarkan memiliki dua wajah, satu menghadap ke depan dan satu lagi menghadap ke belakang, melambangkan transisi dan dualitas.
Nama ini sangat cocok untuk bintang katai putih yang memiliki keunikan dalam komposisi permukaannya. Dilansir dari Reuters, penelitian tentang Bintang Janus ini telah diterbitkan di jurnal Nature.
Lokasi dan Keunikan
Bintang Janus terletak di galaksi Bima Sakti, sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi, berada dalam rasi bintang Cygnus.
Bintang ini memiliki massa yang cukup besar untuk ukuran bintang katai putih, dengan massa sekitar 20 persen lebih besar dari matahari yang dipadatkan menjadi objek dengan diameter setengah dari diameter Bumi.
Namun, yang membuat Bintang Janus sangat menarik adalah komposisi permukaannya yang berbeda di dua sisinya.
Para ilmuwan telah mengamati bahwa bintang ini memiliki lapisan hidrogen di satu sisi dan lapisan helium di sisi lainnya.
BACA JUGA : Mengguncang Media Sosial: NASA Bantah Klaim Tanda Kiamat – Matahari Tetap Akan Terbit dari Timur
Proses Transisi Bintang Katai Putih
Bintang katai putih, termasuk Bintang Janus, terbentuk di akhir kehidupan bintang. Sekitar 97 persen dari seluruh bintang dalam alam semesta diperkirakan akan menjadi katai putih ketika mencapai akhir siklus hidupnya.
Sebagai contoh, Matahari kita saat ini sedang mengalami proses membakar hidrogen menjadi helium di dalam intinya.
Ketika hidrogen di inti Matahari habis, Matahari akan mulai membakar helium menjadi karbon dan oksigen. Setelah helium juga habis, Matahari akan menjalani peristiwa nebula planetari dan intinya akan mengerut menjadi katai putih.
Proses Unik di Bintang Janus
Bintang Janus menunjukkan keunikan dalam proses transisinya. Para peneliti menduga bahwa medan magnet bintang ini bertanggung jawab atas asimetri dalam komposisi permukaannya.
Jika medan magnet di satu sisi lebih kuat daripada sisi lainnya, hal ini akan mempengaruhi pencampuran elemen di permukaan bintang.
Sebagai hasilnya, salah satu sisi bintang akan memiliki lebih sedikit pencampuran elemen, menjadi lebih berat hidrogen atau helium. Inilah yang menyebabkan bintang ini terlihat ‘bermuka dua’ dengan hidrogen di satu sisi dan helium di sisi lainnya.
BACA JUGA : Fenomena Langit Bulan Juli 2023: Fase Bulan hingga Hujan Meteor
Temuan Lain
Selain Bintang Janus, terdapat bintang katai putih lain yang juga menarik perhatian para ilmuwan. Sebelumnya, juga telah ditemukan bintang katai putih lain yang memiliki ukuran yang lebih besar dari bulan Bumi, namun dengan massa terbesar dan ukuran terkecil dari katai putih yang diketahui.
Fenomena ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya fenomena bintang dalam alam semesta. Setiap penelitian mendalam pada bintang-bintang ini akan memberikan wawasan baru tentang evolusi dan kehidupan bintang.
Dengan penemuan Bintang Janus, para ilmuwan semakin menggali rahasia alam semesta dan memahami evolusi bintang dengan lebih baik.
Keunikan bintang katai putih ini menawarkan potensi penemuan-penemuan lain yang menarik di masa depan.
Seperti halnya Dewa Janus yang melambangkan transisi, Bintang Janus pun membawa kita pada pemahaman baru tentang dualitas dalam alam semesta yang luas dan luar biasa ini.
Penemuan ini menambahkan babak baru dalam eksplorasi dan penelitian tentang bintang-bintang, memperkaya wawasan kita tentang keajaiban kosmos yang tak terbatas.