NongkiNogopi.com – Dalam dunia meteorologi, ketepatan waktu menjadi kunci utama dalam memahami perubahan cuaca dan musim. Di tengah perjalanan waktu bulanan, terdapat unit pengukuran yang kritis dan memberikan wawasan mendalam terhadap pola curah hujan suatu daerah, yaitu dasarian.
Dasarian, rentang waktu selama 10 hari, bukan hanya sekadar pemisah periode, melainkan jendela penting yang memberikan petunjuk awal mengenai musim hujan dan kemarau. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran signifikan dasarian, bagaimana pengukuran curah hujan selama periode ini dapat mengungkapkan rahasia musim, dan bagaimana dasarian menjadi alat kritis dalam meramalkan perubahan cuaca.
Baca Juga: Waspada! BMKG Deteksi Pola Cuaca Unik di Indonesia
1. Dasarian I: Tanggal 1 sampai 10
Dasarian pertama dalam satu bulan mencakup periode tanggal 1 hingga 10. Selama dasarian ini, dilakukan pemantauan terhadap jumlah curah hujan yang terkumpul. Peningkatan atau penurunan curah hujan pada dasarian ini dapat memberikan petunjuk awal tentang perkembangan musim hujan atau kemarau.
2. Dasarian II: Tanggal 11 sampai 20
Dasarian kedua, melibatkan rentang tanggal 11 hingga 20, tetap menjadi fase penting dalam mengukur pola cuaca. Jumlah curah hujan selama dasarian ini memberikan gambaran lebih lengkap tentang kecenderungan cuaca dan dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu daerah akan mengalami musim hujan atau kemarau.
3. Dasarian III: Tanggal 21 sampai dengan Akhir Bulan
Dasarian terakhir dalam satu bulan terjadi dari tanggal 21 hingga akhir bulan. Pada dasarian ini, jumlah curah hujan selama periode tersebut dapat memberikan petunjuk terakhir terkait musim yang dominan. Pemantauan dasarian III membantu dalam membuat analisis akhir terkait pola curah hujan bulanan.
Baca Juga: Nomor Identitas Bermasalah: Memahami Krisis ISBN di Dunia Penerbitan
Signifikansi Dasarian dalam Penentuan Musim Hujan dan Kemarau
- Permulaan Musim Kemarau:
- Jika jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dasarian-dasarian berikutnya dengan curah hujan yang rendah, maka dapat dianggap sebagai awal musim kemarau. Keberlanjutan dasarian dengan curah hujan rendah menandakan dominasi musim kemarau.
- Permulaan Musim Hujan:
- Sebaliknya, jika jumlah curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter, dan diikuti oleh dasarian-dasarian berikutnya dengan peningkatan curah hujan, dapat diidentifikasi sebagai awal musim hujan. Dasarian ini mencerminkan perubahan pola cuaca dari kemarau ke musim hujan.
Dasarian tidak hanya menjadi alat ukur waktu, tetapi juga sebuah petunjuk vital dalam meramalkan pola cuaca dan musim. Dengan memahami peran dasarian dalam pengamatan curah hujan, kita dapat lebih akurat dalam menentukan awal musim kemarau atau musim hujan, memberikan kontribusi besar dalam manajemen sumber daya air dan pertanian.
Baca Juga: