CEO Microsoft Menyesal Tinggalkan Windows Phone
– Microsoft pernah berusaha meraih kesuksesan di pasar smartphone melalui platform Windows Phone, namun upaya tersebut berakhir dalam kegagalan. Pada tahun 2019, Microsoft menghentikan dukungan untuk Windows 10 Mobile, dan mereka menyebut Windows Phone sebagai produk gagal.
Namun, CEO Microsoft, Satya Nadella, baru-baru ini mengungkapkan penyesalannya terkait keputusan untuk meninggalkan bisnis ponsel tersebut.
Dalam wawancara dengan Business Insider, Nadella mengakui bahwa keputusan untuk keluar dari bisnis ponsel adalah salah satu keputusan yang sangat sulit baginya. Dia mengambil keputusan ini saat menjabat sebagai CEO perusahaan.
“Salah satu keputusan tersulit yang pernah saya buat ketika menjadi CEO, yaitu keluarnya kami dari bisnis ponsel mobile,” kata Nadella.
Nadella juga menyatakan bahwa jika dia bisa kembali dalam waktu, mungkin ada cara yang berbeda yang bisa mereka tempuh.
Cara ini bertujuan untuk mempertahankan kehadiran mereka di pasar ponsel. Meskipun tidak merinci rencananya, Nadella mencoba memunculkan pemikiran tentang merancang ulang produk kategori komputasi, termasuk PC, tablet, dan ponsel.
BACA JUGA : iPhone 15 Pro Max Bermasalah Lagi, Kali Ini Pada Bagian Layar
Namun, sejarah Windows Phone berakhir ketika sistem operasi Windows 10 Mobile dihentikan pada tahun 2019. Microsoft telah berusaha mempertahankan Windows Phone, bahkan menghadirkan fitur Continuum, yang menghadirkan pengalaman desktop saat Windows Phone dihubungkan ke layar besar, mirip dengan yang ditawarkan oleh Samsung DeX.
Di samping itu, Microsoft juga merilis perangkat seperti Surface Duo dan Surface Duo 2, yang mendukung sistem operasi Android, dan keduanya merupakan tablet lipat.
Namun, hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kelanjutan dari perangkat-perangkat ini.
Tidak hanya Satya Nadella, salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, juga mengungkapkan penyesalannya terkait pasar ponsel.
Gates mengatakan bahwa salah satu kesalahannya adalah saat Microsoft kalah dari Android, yang kemudian diakuisisi oleh Google pada tahun 2005. Ini menunjukkan bagaimana Microsoft telah melewatkan peluang besar di pasar ponsel.
Ketidakmampuan Microsoft untuk merespons dengan cepat persaingan dari Android dan iPhone juga merupakan salah satu kesalahan besar perusahaan.
Mantan CEO Microsoft, Steve Ballmer, bahkan pernah menyebut iPhone sebagai ponsel termahal di dunia yang tidak menarik bagi pelanggan bisnis karena tidak memiliki keyboard.
Pada tahun 2013, Ballmer mengakui penyesalannya karena tidak mengalihkan fokus Microsoft ke pasar ponsel lebih awal.
Penyesalan Nadella, Gates, dan Ballmer menggarisbawahi sejarah sulit Microsoft di dunia ponsel dan betapa pentingnya respons yang cepat terhadap perubahan pasar.
Dengan fokus yang berbeda pada produk-produk komputasi, Microsoft terus berusaha untuk mendefinisikan ulang strateginya di dunia teknologi.