Viral

Viral! Kapolres Nagekeo Tancapkan Sangkur saat Berdialog dengan Warga

– Nagekeo Nusa Tenggara Timur, Video berdurasi 2 menit 51 detik yang menampilkan AKBP Yudha Pranata, tengah menusukkan pisau bayonet ke meja saat berbincang dengan beberapa warga, telah menjadi viral di media sosial.

BACA JUGA : Indonesia dan 18 Negara Lain Siap Berbondong-bondong Masuk ke BRICS

Kapolres Nagekeo Tancapkan Sangkur di Meja

Dilansir AKBP Yudha, yang mengenakan baju coklat berlogo Polri, mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap kinerja BPN Nagekeo.

Dalam video klip tersebut, AKBP Yudha melihat kinerja BPN Nagekeo dalam ricuh di lokasi pembangunan Bendungan Lambo. Proyek tersebut merupakan proyek strategis nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan menelan biaya Rp 1,8 triliun.  

AKBP Yudha tampak menyela pembicaraannya dan menghunus bayonet, lalu bangkit dari duduknya dan dengan kuat menancapkan bayonet tersebut ke meja triplek berwarna biru. Kemudian pisau saku menempel di atas meja.  

Para warga yang menyaksikan tindakan tersebut terdiam, sementara AKBP Yudha Pranata yang terlihat marah kembali ke tempat duduknya dengan cepat.

Beberapa warga terlihat sibuk merekam aksi Kapolres Yudha menggunakan kamera ponsel, sementara video tersebut kemudian menjadi viral.

Tidak hanya warga yang menyaksikan, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nagekeo, Dominikus B. Insantuan, juga hanya diam melihat aksi menusukkan pisau sangkur tersebut.

Meskipun tidak diketahui dengan pasti apa yang menjadi latar belakang tindakan AKBP Yudha, sumber di Nagekeo mengungkapkan bahwa AKBP Yudha marah pada pihak BPN karena dinilai lalai dalam melaksanakan tugas pengukuran dan penerbitan sertifikat atas lahan yang diserahkan oleh warga masyarakat adat untuk pembangunan waduk Lambo.

Hingga kini, pembangunan waduk Lambo masih berlangsung dan akan dimanfaatkan untuk mengairi 3000 hektar lahan pertanian di Nagekeo.

Sebelum menancapkan pisau, AKBP Yudha mengatakan, “Sudah banyak koordinasi dan komunikasi yang dilakukan. Saya meminta semua tugas yang menjadi kewajiban harus segera diselesaikan hari ini juga.

Sebagai pihak Kamtibmas, kami memiliki kewajiban untuk menjaga, namun jika ada yang tidak melaksanakan tugas dengan baik, apa gunanya menjaga Kamtibmas?”

“Sudah cukup sabar dan mengajak untuk mendukung, namun terlihat ada kesan sengaja dan bukan sekadar kelalaian. Kelalaian dapat terjadi sekali atau dua kali, namun ini sengaja. Ini menunjukkan kurangnya ketaatan,” ujar Yudha sembari menunjuk pisau yang masih menancap di meja.

Related Posts

1 of 36