Dewi Perssik Marah-marah
– Dewi Perssik, dikenal juga sebagai Depe, seorang pedangdut terkenal, terlibat dalam polemik dengan Ketua RT 06 wilayah Cilandak Barat, bernama Malkan, terkait hewan kurban.
Polemik ini mencuat ketika sapi seberat 1,5 ton milik Depe yang hendak dikurbankan ditolak oleh Ketua RT tersebut.
Padahal, Depe telah menjadi warga di RT tersebut selama lima tahun terakhir dan kerap berbagi daging kurban dengan warga setempat.
Mediasi pun dilakukan di Masjid Babul Khoirot, kawasan setempat, namun sayangnya, mediasi tersebut berakhir dengan kericuhan di mana Dewi Perssik dan Ketua RT saling berteriak.
Dalam penjelasannya, Dewi Perssik menyebut ada beberapa faktor yang memicu polemik tersebut. Salah satunya adalah kurangnya komunikasi antara Dewi Perssik, Ketua RT, dan pengurus masjid.
Depe menyatakan bahwa tidak ada komunikasi yang memadai antara dirinya, Ketua RT, dan pihak masjid terkait rencana penyembelihan sapi kurban.
Hal ini membuatnya kecewa dengan sikap Ketua RT terhadap dirinya dan para ART (Asisten Rumah Tangga) serta warga setempat.
Depe mengklaim bahwa niatnya baik untuk berbagi daging kurban dengan warga setempat, dan tidak ada unsur politik atau maksud lain di balik tindakannya.
BACA JUGA : Duel Sengit Cholil Nafis Vs Dosen UIN: Ponpes Al Zaytun, Sesat atau Benar?
Depe juga menjelaskan alasan mengapa dirinya menitipkan sapi kurban di masjid, bukan di rumahnya. Ia berkomunikasi langsung dengan pedagang sapi, alamat penitipan di masjid belakang rumahnya.
Di rumahnya hanya ada ART perempuan yang tidak mengerti merawat sapi kurban, itulah alasan munculnya hal ini. Depe ingin melibatkan pihak masjid, terutama Pak Ustaz, untuk membantu dalam perawatan sapi tersebut.
Selain itu, di kawasan tersebut ada aturan tak tertulis yang menyatakan bahwa pembagian sembako harus mendapatkan izin dari Pak RT dan Pak Ustaz. Hal ini menjadi pertimbangan Depe untuk menitipkan sapi di masjid.
Sayangnya, mediasi yang dilakukan tidak menghasilkan solusi yang memuaskan. Sapi milik Dewi Perssik akhirnya dipotong di wilayah RT lainnya dan dagingnya dibagikan di wilayah RT 06.
Saat mediasi berlangsung, terjadi kericuhan di mana Dewi Perssik dan Ketua RT saling berteriak. Hal yang mengejutkan adalah Ketua RT diduga menyebut masalah ras dalam konteks percakapan tersebut.
Depe merasa kecewa dengan sikap Ketua RT yang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Baginya, semua orang, tanpa memandang suku atau etnis, seharusnya diperlakukan secara adil.
Depe menyayangkan sikap Ketua RT yang marah-marah dan bahkan tertawa setelah membuat pernyataan yang menyinggung masalah ras.
Dalam penutupannya, Depe menyampaikan beberapa tuntutan dan kekecewaannya terhadap sikap Ketua RT.
Dia merasa tidak adil karena selama ini ia telah berkontribusi dalam kegiatan sosial di wilayah tersebut, termasuk berbagi daging kurban dengan warga setempat.
Depe mengharapkan empati dari Ketua RT, terutama karena dirinya tinggal di wilayah tersebut dan sedang kesulitan dalam menyembelih sapi kurban yang memiliki berat 1,5 ton.
Dia juga menyoroti bahwa ia tidak ingin alamat rumahnya diketahui publik dan menitipkan sapi di masjid untuk memudahkan komunikasi dengan pihak berwenang.
Depe menegaskan bahwa niatnya baik dan ingin menjalankan ibadah kurban dengan benar. Depe kecewa, merasa tidak diperlakukan baik dan tidak mendapat dukungan yang diharapkan dari Ketua RT.
Dewi Perssik Marah-marah