Nikuba Menuai Keraguan ITB
– Sebuah alat konversi air menjadi bahan bakar kendaraan yang disebut Nikuba diklaim akan diterapkan pada kendaraan mewah seperti Ducati dan Ferrari.
Penemu alat ini, H. Aryanto Misel, telah mengumumkan bahwa ia telah menandatangani kesepakatan dengan kedua industri otomotif tersebut pada tanggal 27 Juni 2023 di Milan.
Namun, keberadaan alat Nikuba ini telah menimbulkan kontroversi di kalangan beberapa pakar energi, terutama di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tiga pakar dari ITB, yaitu Prof. Dr. Ir Robert Manurung, Prof. Dr. Ir Yogi Wibisono Budhi, dan Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto, telah membahas kemungkinan penggunaan air sebagai bahan bakar kendaraan.
Menurut Prof. Robert Manurung, air (H2O) bukanlah bahan bakar yang dapat langsung digunakan. Ia menjelaskan bahwa air sebenarnya merupakan produk hasil pembakaran dan berperan sebagai medium.
Untuk mengubah air menjadi bahan bakar, diperlukan konversi menjadi hidrogen (H2) melalui proses elektrolisa. Proses elektrolisa ini telah diketahui sejak sekitar 200 tahun yang lalu.
Prof. Yogi Wibisono Budhi menambahkan bahwa hidrogen (H2) merupakan alternatif energi yang bersih. Hidrogen dapat diproduksi secara intensif dengan pengembangan peralatan dan metode proses yang kreatif dan inovatif.
BACA JUGA : Terungkap! Bahan Bakar Air Nikuba yang Viral. BRIN Memanggil Semua untuk Melakukan Penyempurnaan!
Namun, ia juga menekankan bahwa konversi air menjadi hidrogen membutuhkan biaya yang tidak kecil. Sebagai perbandingan, dalam proses elektrolisa untuk menghasilkan 1.000 kg hidrogen, diperlukan 8.936 kg air dan energi sebesar 39,4 Mega Watt Hour (WMH).
Dr. Tri Yuswidjajanto mengaitkan ramainya penelitian tentang energi alternatif ini dengan kebutuhan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang dianggap tidak ramah lingkungan dan berkontribusi pada pemanasan global.
Menurutnya, hidrogen bisa menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi pemanasan global.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa air (H2O) tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar.
Meskipun ada alat konversi seperti Nikuba, air perlu diubah menjadi hidrogen melalui proses elektrolisa yang membutuhkan pasokan energi dari luar.
Kontroversi mengenai penggunaan air sebagai bahan bakar masih menjadi perdebatan di kalangan pakar energi.
Sementara itu, upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan terus dilakukan untuk menghadapi permasalahan polusi udara dan pemanasan global.