Sejarah

Sejarah Terbentuknya Hamas: Perjalanan Panjang Menuju Kemerdekaan Palestina

Hamas, sebagai turunan dari Ikhwanul Muslimin, memiliki ideologi Islam Sunni dan nasionalis Palestina

Sejarah Terbentuknya Hamas

– Hubungan antara Israel dan Palestina kembali memanas setelah serangan besar-besaran oleh organisasi politik yang menguasai Jalur Gaza.

Serangan tersebut, pada Sabtu, 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 1000 orang di Israel dan menculik ratusan lainnya.

Pada intinya, konflik ini melibatkan Hamas, sebuah organisasi yang telah mengukir sejarah panjang sejak kelahirannya pada tanggal 14 Desember 1987.

Pembentukan Hamas

Hamas lahir pada 14 Desember 1987, sebagai hasil pengembangan dari perjuangan Ikhwanul Muslimin atau Islamic Brotherhood yang berpusat di Mesir.

Sejarah Islamic Brotherhood dimulai pada 1928 sebagai respons terhadap kejatuhan dunia Islam pasca-Perang Dunia I dan runtuhnya Kekaisaran Ottoman.

BACA JUGA : Inilah Bagaimana Deklarasi Balfour Membentuk Negara Israel dan Mengubah Nasib Bangsa Palestina!

Perkembangan dan Konflik

Setelah dibentuk, Ikhwanul Muslimin terlibat dalam bidang pendidikan, dakwah, dan sosial. Namun, pada 1948, organisasi ini dilarang dan dikebukukan oleh pemerintah Mesir.

Di luar Mesir, Ikhwanul Muslimin terus berjuang, dengan Abdur Rahman Albana dikirim ke Palestina pada 1935.

Pada tahun 1945, organisasi ini berdiri di Palestina, diikuti oleh Hamas pada tahun 1987, yang secara resmi diperkenalkan oleh Sheikh Ahmad Yasin pada 1988.

Konflik dengan PLO

Pada tahun 1987, Hamas muncul di tengah protes Palestina, menentang tindakan Zionis di tanah Palestina. Terpisah dari Palestine Liberation Organization (PLO), Hamas memandang PLO sebagai merugikan rakyat Palestina.

Terjadi ketidaksepakatan dengan Fatah, faksi terbesar dalam PLO, mengenai strategi mencapai kemerdekaan Palestina.

Ideologi dan Tujuan

Hamas, sebagai turunan dari Ikhwanul Muslimin, memiliki ideologi Islam Sunni dan nasionalis Palestina. Mereka menginginkan berdirinya Negara Islam merdeka di Palestina, menentang tindakan Zionis.

Berbeda dengan Fatah, Hamas memilih jalur perang untuk mengusir Israel dari tanah Palestina.

BACA JUGA : Konflik di Gaza Meningkat: Lebih dari 11.000 Nyawa Melayang dalam Lima Minggu Terakhir

Persepsi Internasional

Selama bertahun-tahun, Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika, dan negara-negara Uni Eropa. Namun, ada dukungan terbuka dari Korea Utara, yang diyakini memberikan senjata kepada Hamas.

Meski beberapa negara mendukung Hamas, pandangan internasional masih berselisih mengenai status dan tujuan organisasi ini.

Kesimpulan

Saat ini, masa depan Palestina tidak hanya bergantung pada Hamas atau Fatah, tetapi juga melibatkan negara-negara Islam lain, termasuk Indonesia.

Meskipun kemerdekaan Palestina mungkin lebih mudah tercapai jika Hamas dan Fatah bersatu, pertanyaan tentang kapan hal ini terwujud tetap menjadi tanda tanya besar.

Masyarakat internasional diharapkan dapat mencari solusi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama dekade ini. Semoga perdamaian dapat ditemukan dan keadilan dapat ditegakkan di tanah Palestina.

Related Posts

1 of 3